JAKARTA - Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) dan Otoritas Urusan Tahanan mengatakan, pasukan pendudukan Israel telah menahan lebih dari 9.750 orang dari Tepi Barat, termasuk di Yerusalem, sejak konflik terbaru di Gaza pecah pada Oktober tahun lalu.
Dalam pernyataan bersama yang dirilis Hari Minggu, kedua organisasi tersebut merinci penahanan ini mencakup orang-orang yang diambil dari rumah mereka, di pos pemeriksaan militer, mereka yang menyerah di bawah tekanan dan lainnya yang disandera, seperti dikutip dari WAFA 22 Juli.
Selama dua hari terakhir, pasukan Israel telah menahan sedikitnya 26 orang dari Tepi Barat, termasuk seorang gadis, seorang jurnalis, dan mantan tahanan. Penangkapan tersebut tersebar di sebagian besar provinsi di Tepi Barat.
Dikatakan, pasukan Israel melanjutkan kampanye penangkapannya, melakukan penggerebekan dan pemukulan brutal yang meluas, mengancam tahanan dan keluarga mereka. Selain itu, ada laporan tentang penghancuran dan vandalisme rumah-rumah warga sipil.
Kampanye penahanan ini merupakan salah satu kebijakan paling sistematis yang digunakan oleh pasukan Israel, yang berfungsi sebagai alat utama dalam strategi hukuman kolektif mereka terhadap warga sipil di tengah agresi yang sedang berlangsung dan penghancuran sistematis di Gaza, katanya.
BACA JUGA:
Terpisah, sumber-sumber medis di Gaza mengatakan sedikitnya 64 orang Palestina tewas dan 105 lainnya luka-luka akibat serangan Israel dalam 24 jam terakhir.
Otoritas kesehatan Gaza mengonfirmasi, jumlah korban tewas warga Palestina sejak konflik terbaru pecah pada 7 Oktober 2023 telah mencapai 38.983 orang, sementara korban luka-luka mencapai 89.727. Mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak.