PURWOREJO - Seorang wanita yang bernisial H (28), warga Desa Kertosari, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah meninggal dunia karena diduga mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh suaminya sendiri pada Sabtu 13 Juli 2024.
R (35), suami korban yang merupakan terduga pelaku saat ini telah diamankan polisi. R sempat diteriaki warga lantaran mereka geram.
Berdasarkan penulusuran kronologi kejadian, korban H yang tinggal bersama suami dan dua anaknya di Dusun Puguh RT 03 RT 02 Desa Ketosari, sebelumnya mengalami KDRT oleh suaminya R di rumahnya pada Jumat malam.
Korban yang tak tahan atas perlakuan sang suami diam-diam pergi dari rumah pada Sabtu kemarin dini hari sekitar pukul 01.30 WIB ke kediaman kerabat yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah korban.
"Dia (H) sekitar pukul 01.30 ketok-ketok pintu sambil menangis, tahu-tahu sudah lemas masuk rumah sambil mbrangkang (merangkak)," kata Sri Inah (42) kerabat korban saat ditemui di kediamannya pada Minggu 14 Juli.
Sri Inah menceritakan, H datang dengan kondisi lemas dan tampak seperti oang yang ketakutan. Saat ditanya kenapa, korban hanya menjawab habis disiksa dan mengalami kesakitan di bagian leher dan pinggang.
"Pas saya tanya itu katanya habis disiksa suaminya, dia bilang sakit-sakit gitu, sakit di sini sama di sini sambil megangin leher sama pinggang," jelasnya.
Tak berselang lama, korban terus menangis kesakitan dan berguling-gulih di lantai hingga tak sadarkan diri. Sunaryo, suami Sri Inah, meminta bantuan kepada warga dan kepala dusun setempat.
"Lampunya suruh matiin, saya tidak boleh menemani, takut suaminya datang menyusul ke sini. Sempat minta diantar pulang ke rumah orang tuanya, pas bapak saya baru mengeluarkan motor, dia sudah tidak sadar, guling-guling," lanjutnya.
Arifudin yang merupakan kepala dusun setempat mengungkapkan, dia dihubungi warga ketika ada jeritan. Melihat kondisi korban yang kritis, pihaknya kemudian mendatangi suami korban dan meminta untuk melihat kondisi korban. Pihaknya juga langsung menghubungi orang tua korban.
"Pukul 04.30 warga ada yang ke sini bilang ada yang menjerit, lalu saya langsung datang ke sumber jeritan itu, di rumah Pak Sunaryo," kata Arifudin.
Karena kondisi makin memburuk, pihaknya bersama kepala desa setempat akhirnya membawa korban ke rumah sakit hingga akhirnya korban dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu 13 Juli sekitar pukul 08.00 WIB.
"Saat saya sampai sana, kondisi korban sudah tidak sadar. Kemudian saya menelepon pak kades untuk membawanya ke rumah sakit di RSI Purworejo," ucapnya.
Setelah dibawa pulang ke rumah duka, korban akan dimakamkan. Namun, akhirnya pihak keluarga melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Korban dibawa ke RSUD TjitroWardojo untuk diautopsi. Korban kemudian dibawa ke rumah orang tua korban dan telah dimakamkan di TPU Watubelah, Desa Sukowuluh, Kecamatan Bener pada Minggu pagi.
BACA JUGA:
"Sempat dibawa pulang kesini, tapi kemudian keluarga meminta untuk dilakukan otopsi di RSUD TjitroWardojo, tadi pagi dimakamkan di tempat orang tuanya" tuturnya.
Kasus tersebut saat ini tengah ditangani oleh Polres Purworejo. Namun, hingga kini polisi belum bisa memberikan keterangan resmi terkait kronologi kejadian maupun hasil pemeriksaan korban.