JAKARTA - Kremlin mengatakan pada Hari Minggu, mereka tidak percaya Pemerintahan Amerika Serikat saat ini bertanggung jawab atas upaya pembunuhan terhadap calon presiden Donald Trump pada Hari Sabtu, tetapi menilainya menciptakan suasana yang memicu serangan tersebut.
Trump terluka di telinga akibat penembakan saat kampanye di Pennsylvania, dalam serangan yang sekarang sedang diselidiki sebagai upaya pembunuhan. Penyerang ditembak mati dan pejabat penegak hukum mengatakan mereka belum mengidentifikasi motifnya.
"Kami tidak percaya bahwa upaya untuk melenyapkan dan membunuh Trump diorganisir oleh otoritas saat ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, mengatakan Rusia mengutuk segala kekerasan dalam perjuangan politik, melansir Reuters 14 Juli.
"Tetapi suasana di sekitar pencalonan Trump, memicu apa yang dihadapi Amerika saat ini," lanjutnya.
Presiden AS Joe Biden mengutuk serangan itu, dengan mengatakan tidak ada tempat untuk kekerasan semacam itu di Amerika.
"Saya bersyukur mendengar bahwa dia aman dan baik-baik saja. Saya berdoa untuknya dan keluarganya serta semua orang yang hadir di kampanye itu, sambil menunggu informasi lebih lanjut," cuitnya di Twitter.
Komentar Peskov menggemakan komentar beberapa sekutu Trump dari Partai Republik, yang langsung menyalahkan Presiden Biden.
"Setelah berbagai upaya untuk menyingkirkan kandidat Trump dari arena politik, menggunakan berbagai alat hukum, pengadilan, jaksa, berbagai upaya untuk mendiskreditkan dan mengkompromikan kandidat secara politis - jelas bagi semua pengamat luar bahwa hidupnya dalam bahaya," kata Peskov.
BACA JUGA:
Ia menambahkan bahwa tidak ada rencana bagi Presiden Vladimir Putin untuk menelepon Trump usai insiden tersebut.
Terpisah, Kementerian Luar Negeri Rusia menggunakan penembakan itu untuk mendesak Washington agar berhenti mendanai militer Ukraina dan berkonsentrasi pada peningkatan penegakan hukum dalam negeri sebagai gantinya.