JAKARTA - Warga Kota Gaza terjebak di rumah-rumah dan mayat-mayat tergeletak di jalan-jalan akibat serangan baru Israel.
Hamas mengatakan serangan besar-besaran Israel di Kota Gaza pekan ini dapat menghancurkan upaya untuk mengakhiri perang ketika perundingan telah memasuki tahap akhir.
Kelompok militan Islam Palestina mengatakan para mediator belum memberikan informasi terkini mengenai keadaan perundingan sejak kelompok tersebut membuat konsesi pekan lalu sebagai tanggapan terhadap tawaran perdamaian Israel yang didukung AS.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kepala badan keamanan Israel Shin Bet sedang menuju ke Kairo untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata lebih lanjut. Utusan AS Brett McGurk berada di Israel dan bertemu dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Penduduk Kota Gaza mengatakan serangan pekan ini sebanding dengan pertempuran paling sengit dalam perang tersebut, yang menghancurkan pemukiman tertua dan terbesar di wilayah kantong tersebut pada minggu-minggu pertama pertempuran tahun lalu.
Kota Gaza sebagian besar rata dengan tanah pada akhir tahun 2023, tetapi ratusan ribu warga Palestina telah kembali ke rumah mereka di reruntuhan. Mereka kini sekali lagi telah diperintahkan keluar oleh militer Israel. Banyak yang mengatakan mereka tidak akan pergi.
“Kami akan mati tapi tidak akan pergi ke selatan. Kami telah menoleransi kelaparan dan bom selama sembilan bulan dan kami siap mati sebagai martir di sini,” kata Mohammad Ali, 30, yang dihubungi melalui pesan teks dilansir Reuters, Kamis, 11 Juli.
BACA JUGA:
Ali, yang keluarganya telah beberapa kali pindah ke kota tersebut, mengatakan mereka kekurangan makanan, air dan obat-obatan.
“Penjajah (Israel) mengebom Kota Gaza seolah-olah perang akan dimulai kembali. Kami berharap akan ada gencatan senjata segera, tetapi jika tidak maka itu adalah kehendak Tuhan.”
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pihaknya mendapat laporan mengenai orang-orang yang terjebak dan lainnya tewas di dalam rumah mereka di distrik Tel Al Hawa dan Sabra di Kota Gaza, dan tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka.
Layanan Darurat Sipil memperkirakan 30 orang tewas di wilayah Tel Al-Hawa dan Rimal dan tidak dapat menemukan jenazah di jalan-jalan sana.