JAKARTA - Wisatawan yang memadati pantai Laut Hitam di semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia pada musim panas ini berbagi tempat dengan pendatang baru yang suram, tempat perlindungan dari bom dan karung pasir.
Selama lebih dari dua tahun, pantai-pantai di semenanjung, yang dianeksasi Moskow pada tahun 2014, hanya berjarak satu langkah dari pertempuran sengit di Ukraina.
Bulan lalu, pecahan rudal Ukraina menewaskan empat orang, termasuk dua anak-anak, di pantai di kota Sevastopol, dan melukai 151 lainnya.
Tayangan di televisi pemerintah Rusia menunjukkan beberapa korban dibawa pergi dengan kursi berjemur.
Ribuan warga sipil Ukraina telah terbunuh sejak dimulainya perang yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun, dan jumlah yang jauh lebih kecil adalah warga sipil di Rusia atau di beberapa bagian Ukraina, seperti Krimea, yang diklaim telah dianeksasi oleh Rusia.
Di pantai di Uchuyevka, di pinggiran Sevastopol, para pemandian kini berbagi garis pantai berkerikil dengan tempat berlindung dari bom beton, yang diperkuat dengan karung pasir. kehidupan orang-orang biasa.
BACA JUGA:
Irina, seorang turis dari sekutu dekat Rusia, Belarus, mengatakan tempat perlindungan ini sangat dibutuhkan.
“Kami mengunjungi teman-teman di sini dan kami diberitahu bahwa di sini sangat menakutkan, tetapi di sini ada tempat berlindung dan semua tindakan keselamatan dipatuhi, saya pikir ini sangat penting,” imbuhnya dilansir Reuters, Selasa, 9 Juli.
Gubernur Sevastopol yang dilantik oleh Rusia, Mikhail Razvozhaev, Jumat lalu mengatakan langkah-langkah pertahanan tambahan diperlukan.