Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri India Narenda Modi mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin kematian anak-anak tak berdosa sangat menyakitkan, sehari setelah serangan mematikan di rumah sakit anak-anak di Kyiv Ukraina.

Pemimpin India menyampaikan pernyataan tersebut di televisi pada pertemuan dengan Putin di Kremlin.

Ukraina mengatakan pihaknya menemukan pecahan rudal jelajah Kh-101 Rusia di rumah sakit tersebut, yang ditembak pada Senin, 8 Juli, dalam gelombang serangan Rusia yang menewaskan 41 warga Ukraina.

Rusia mengatakan, tanpa memberikan bukti, yang menyerang rumah sakit tersebut adalah sistem anti-rudal Ukraina.

Modi mengatakan kepada Putin,  kematian anak-anak tak berdosa dalam perang, konflik, atau serangan teroris “sangat menyakitkan”.

Ia juga mengatakan solusi terhadap perang di Ukraina "tidak dapat ditemukan di medan perang... kita harus menemukan perdamaian melalui perundingan".

Putin, yang berbicara di hadapan Modi, mengatakan kedua negara menikmati kemitraan strategis khusus dan berterima kasih atas upayanya untuk menemukan solusi damai terhadap perang tersebut.

Dia menyambut Modi di Kremlin untuk melakukan pembicaraan mengenai memperdalam hubungan bilateral, sehari setelah Amerika Serikat mengatakan pihaknya telah menyampaikan kekhawatirannya kepada India mengenai hubungannya dengan Moskow.

“Hubungan kami memiliki karakter kemitraan strategis yang sangat istimewa,” kata Putin dilansir Reuters, Selasa, 9 Juli.

“Saya berterima kasih atas perhatian yang Anda berikan terhadap masalah-masalah paling akut termasuk upaya mencari cara untuk menyelesaikan krisis Ukraina, terutama dengan cara damai, tentu saja,” imbuhnya.

India telah menjadi mitra yang semakin penting bagi Rusia yang terkena sanksi karena negara tersebut mengalihkan perdagangannya dari negara-negara Barat dan berupaya menunjukkan upaya Barat untuk mengisolasi negara tersebut telah gagal.

India telah menahan diri untuk tidak mengkritik Rusia atas perang tersebut dan telah meningkatkan pembelian minyak murah Rusia hingga mencapai rekor tertinggi, sambil mendesak Ukraina dan Rusia untuk menyelesaikan konflik mereka melalui dialog dan diplomasi.