Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengecam keputusan Mahkamah Agung yang memutuskan presiden memiliki kekebalan mutlak dari tuntutan atas tindakan resmi yang dilakukan. 

“Tidak ada raja di Amerika. Masing-masing dari kita sama di hadapan hukum. Tidak seorang pun, tidak seorang pun yang kebal hukum, bahkan presiden Amerika Serikat pun tidak,” kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih dilansir CNN, Selasa, 2 Juli.

“(Dengan) keputusan Mahkamah Agung hari ini mengenai kekebalan presiden, hal itu berubah secara mendasar. Secara praktis, tidak ada batasan mengenai apa yang dapat dilakukan presiden. Ini adalah prinsip yang pada dasarnya baru dan merupakan preseden yang berbahaya karena kekuasaan pada jabatan tidak lagi dibatasi oleh hukum, bahkan termasuk Mahkamah Agung Amerika Serikat,” imbuh Biden.

Mahkamah Agung, dalam keputusan mayoritas hakim (6-3) memutuskan Trump dapat mengklaim kekebalan dari tuntutan pidana atas beberapa tindakan yang diambilnya sebagai presiden sebelum meninggalkan jabatannya.

Keputusan tersebut menolak keputusan pengadilan banding federal pada Februari yang menyatakan mantan presiden tersebut tidak memiliki kekebalan atas dugaan kejahatan yang dia lakukan selama masa kepresidenannya untuk membalikkan hasil pemilu tahun 2020.

Biden berulang kali memperingatkan batasan kekuasaan presiden kini sepenuhnya berada di tangan pemegang jabatan dan pilihan yang diambilnya. Dia mengatakan Trump akan menjadi bahaya dalam peran tersebut.

Pidato politik tersebut muncul pada saat yang kritis bagi kampanye Biden ketika ia mencoba untuk menghilangkan kekhawatiran yang terus-menerus mengenai usianya yang diperburuk oleh penampilannya dalam debat presiden minggu lalu.

Kinerjanya yang tidak stabil menimbulkan kecemasan di antara beberapa donor utama dan menimbulkan pertanyaan tidak nyaman bagi Partai Demokrat tentang apakah ia harus tetap menjadi kandidat mereka, apalagi menjalani empat tahun lagi di Gedung Putih.

Selama pidatonya, Biden membaca dengan penuh semangat dari teleprompter di Cross Hall Gedung Putih. Tapi dia tidak menjawab pertanyaan, langsung pergi setelah pernyataan lima menitnya yang tertulis dalam naskah.

Dalam pidatonya, Biden merujuk pada penyerbuan di Gedung Capitol AS pada tanggal 6 Januari 2021 dan menyebutnya sebagai salah satu hari paling gelap dalam sejarah Amerika.

Joe Biden mengatakan keputusan pengadilan membuat Trump kecil kemungkinannya untuk diadili atas tuduhan pidana terkait kerusuhan sebelum pemilu.