Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin wilayah Dagestan yang mayoritas penduduknya Muslim di Rusia menyebut ancaman keamanan datang dari organisasi teroris internasional terkait serangan yang menewaskan 22 orang pada 23 Juni lalu.

Pakar keamanan Barat mengatakan serangan itu adalah bukti lebih lanjut Rusia yang sibuk dengan perang di Ukraina, menghadapi masalah yang semakin besar dengan kekerasan militan Islam di dalam negeri. Namun Melikov menegaskan ancaman tersebut berasal dari luar.

“Faktor ancaman utama yang mempengaruhi situasi di republik ini adalah meningkatnya aktivitas organisasi teroris internasional,” kantor berita negara RIA mengutip pernyataannya dilansir Reuters, Senin, 1 Juli.

"Dan tidak peduli bagaimana mereka mencoba meyakinkan kami bahwa peristiwa di Dagestan terjadi secara internal, saya tidak akan pernah percaya ini,” imbuhnya.

Dia mengatakan ada bukti langsung dan tidak langsung yang menunjukkan peran “musuh langsung kita” dalam serangan tersebut, namun tidak merinci siapa mereka atau apa buktinya.

“Dan dalam hal ini, instruktur Barat atau lainnya tidak perlu berada di wilayah Dagestan, karena saat ini layanan khusus dan pemimpin organisasi teroris menggunakan Internet, jejaring sosial, dan mungkin mempengaruhi pelatihan dan ideologi. keadaan orang-orang yang mampu melakukan kejahatan tersebut,” imbuhnya.

Serangan di Dagestan terjadi tiga bulan setelah orang-orang bersenjata menyerbu gedung konser di dekat Moskow, menembakkan senjata otomatis dan membakarnya, menewaskan 145 orang dalam pembantaian yang diklaim dilakukan oleh kelompok militan ISIS.