Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) DKI Jakarta Taufan Bakri memprediksi jumlah pemilih yang berpartisipasi menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada Serentak 2024 di Jakarta akan menurun dibanding Pilpres 2024.

Taufan menerangkan, penurunan jumlah partisipasi pemilih ini berpotensi terjadi sebagai imbas penonaktifan nomor induk kependudukan (NIK) warga Jakarta yang sudah tinggal di luar daerah oleh Pemprov DKI.

"Setelah ada NIK yang dibekukan, mungkin akan berkurang. Kita punya pemilik prediksi dari KPU adalah 8,1 juta pemilih kita untuk melaksanakan Pilkada di Provinsi DKI Jakarta," kata Taufan dalam tayangan YouTube Pemprov DKI Jakarta, dikutip Jumat, 28 Juni.

Sementara, dalam penyelenggaraan Pilpres 2024, pemilih yang menggunakan hak pilihnya sekitar 8,2 juta orang dengan tingkat partisipasi pemilih mencapai 78 persen.

"Orang antusias betul menciptakan pemilihan untuk mewakili dirinya presiden dan wakil presiden, serta anggota DPRD maupun DPR pada pemilu yang kemarin," ungkap Taufan.

Meski diprediksi menurun, Taufan menuturkan jumlah partisipasi pemilih Pilkada DKI Jakarta 2024 masih sesuai dengan target, yakni minimal 75 persen pemilih yang datang ke bilik suara dan menentukan pilihan calon kepala daerahnya.

"Angka 75 sampai itu angka yang luar biasa, lho di kota Jakarta yang amat sibuk ini, penduduknya untuk diworo-woro ayo datang ke bilik suara," tutur dia.

Melanjutkan, Taufan menyebut komposisi pemilih di Jakarta mayoritas merupakan generasi muda. Oleh karena itu, Taufan mengajak para kaum muda untuk tidak bersikap apatis dan berpartisipasi dalam pelaksanaan Pilkada 2024.

"Dengan generasi muda itu kan punya harapan. Harapannya tidak boleh mati karena soal ini mereka butuh lapangan pekerjaan, pendidikan, segala macam. Dia harus menggantungkan kepada gubernur yang terpilih yang visioner dan punya inovatif," imbuhnya.