Bagikan:

JAKARTA - Terpojok dari rumahnya hingga mengungsi ke Lebanon, pengungsi asal Palestina menyatakan siap berperang melawan tentara Israel.

Tekad warga Palestina yang mengungsi di Shatila, Beirut, Lebanon itu lantaran geram dan memperkirakan bakal jadi korban seperti yang sudah-sudah di Gaza mengingat militer Israel berpotensi masuk ke Lebanon dengan dalih perang habis-habisan dengan kelompok Hizbullah.

Hizbullah memutuskan berkonflik dengan Israel tak lama dari agresi militer atas komando Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu ke Gaza menyebabkan tewasnya lebih dari 37.000 orang. Termasuk nyaris penduduk Gaza terpaksa mengungsi.

Di satu sisi, Hizbullah telah berulang kali menyatakan bakal menghentikan serangannya ke Israel jika pengeboman yang memakan korban warga Gaza dihentikan dan gencatan senjata terealisasi.

Al Jazeera dalam laporannya menyebutkan, banyak orang di kamp pengungsi Palestina di Shatila menyatakan tidak takut mendukung dan berjuang dengan Hizbullah demi membentuk poros perlawanan yang luas menghadapi Israel.

Namun, para pengungsi Palestina itu dihantui kekhawatiran keluarga mereka dan warga sipil akan kembali menjadi target militer Israel.

Kamp pengungsi di Shatila diketahui berada di permukiman padat penduduk di Lebanon, di mana puluhan ribu orang tinggal berdekatan.

"Tentara Israel tidak punya etika. Mereka tidak mematuhi hak asasi manusia (HAM) atau mempertimbangkan hak-hak anak-anak,” kata anggota Front Populer untuk Pembebasan Komando Umum Palestina [PFLP-GC], Ahed Mahar, di Shatila, Lebanon.