Bagikan:

JAKARTA - Para pembantu utama Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan kepada menteri Pertahanan Israel yang sedang berkunjung, Washington tetap memberlakukkan jeda pengiriman bom berat ke Israel.

Pejabat AS mengatakan sekutu masih berdiskusi mengenai pengiriman amunisi berkekuatan besar, yang dihentikan oleh Biden pada Mei karena kekhawatiran hal tersebut dapat menyebabkan lebih banyak kematian warga sipil Palestina di Gaza.

Dilansir Reuters, Kamis, 27 Juni, pejabat tersebut mengatakan senjata AS lainnya akan terus mengalir ke Israel saat negara tersebut memerangi militan Hamas di Gaza dan menghadapi pejuang Hizbullah Lebanon di perbatasan utaranya.

Sementara itu, Menhan Israel Yoav Gallant menekankan selama kunjungannya, Israel mampu membawa Lebanon "kembali ke Zaman Batu" dalam perang apa pun dengan Hizbullah yang didukung Iran,

Tapi Gallant menegaskan pemerintahnya lebih memilih solusi diplomatik yang diupayakan oleh Amerika Serikat.

Mengakhiri perjalanannya, Gallant mengatakan ada kemajuan signifikan dalam masalah pasokan amunisi AS ke Israel, dan menambahkan bahwa “hambatan telah dihilangkan dan kemacetan telah diatasi.”

Gallant dan para pejabat AS berusaha meredakan ketegangan menyusul klaim baru-baru ini dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menyebut Washington menahan senjata, sehingga mendorong para pembantu Biden untuk mengungkapkan kekecewaan dan kebingungan atas pernyataan pemimpin Israel tersebut.

Amerika Serikat pada bulan Mei menghentikan pengiriman bom seberat 2.000 pon dan 500 pon karena kekhawatiran atas dampak yang mungkin ditimbulkan di daerah padat penduduk di Gaza dalam perang yang dimulai dengan serangan lintas perbatasan Hamas yang mematikan pada 7 Oktober.

Namun Israel masih akan menerima persenjataan AS lainnya senilai miliaran dolar.

“Pada akhirnya kami sedang berdiskusi untuk menemukan resolusi,” kata pejabat senior AS yang tidak mau disebutkan namanya.

“Tetapi saya pikir presiden telah menyatakan kekhawatirannya mengenai pengiriman tersebut, dan itu adalah kekhawatiran yang sangat beralasan.