Instagram Gibran 'Diserang' Netizen Setelah Kasus Arkham: <i>Bro</i>, Belajar Demokrasi dari Anies Baswedan
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (Foto: Surakarta.go.id)

Bagikan:

JAKARTA - Akun instagram milik Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dibanjiri komentar netizen menyusul kasus Arkham beberapa waktu lalu. Lewat instagramnya @arkham_87 i, pria asal Slawi, Tegal ini memberikan komentar pedas.

Tau apa dia tentang sepak bola, taunya cmn dikasih jabatan saja” tulis Arkham di instagram @garudarevolution. Arkham mengomentari postingan mengenai keinginan Gibran agar semifinal dan final Piala Menpora digelar di Kota Solo.

Netizen lantas protes lewat kolom komentar di unggahan Gibran @gibran_rakabuming tentang video simulasi persiapan pembukaan sekolah dengan pembelajaran tatap muka.

"Saran gua ni ya pak, gua gk tau ini atas perintah siapa. Tapi kalau ada orang yang di ciduk habis mengkritik pejabat publik berarti itu udah bukan negara demokrasi lagi, gua ngerasa udah GK aman mau mengkritik pejabat publik sekarang. Negara Indonesia udah seperti memasuki negara semi otoriter, ini pendapat gua ya jangan sampe gua di ciduk juga karna komen kek gini. Bisa banget pendapat gua salah," tulis @yog****_ dikutip Rabu, 17 Maret.

"Lu harus belajar Demokrasi dari SBY atau Anies Baswedan bro, jangan dari bapak lu aja ini saran, kalau gak suka boleh blokir akun saya, tapi jangan laporkan ke polisi," komentar @arie_****

"hilang nya kebebasan bersuara. dikit2 ciduk ciduk," @bobbywah****

Gibran sendiri tidak memberikan respon apa-apa terhadap protes netizen. Klarifikasi justru datang dari Polres Surakarta yang menjelaskan bahwa Arkham tidak ditangkap.

Polisi meminta netizen untuk jeli dan teliti membaca pemberitaan, jangan sekedar komentar membabi buta.

"ngga ada yg ditangkap... Baca beritanya yg benar," balas Polres Surakarta, @polressurakarta

"ngga ada yg lapor ...ngga ada yg ditangkap...cuma diingatkan awas komentar anda mengandung unsur Hoax, jangan sampai anda dipenjara, yuk sini minta maaf biar aman ngga bisa yg penjarakan kamu... Gitu lho," tegas @polressurakarta

Gibran sendiri telah memberikan maaf kepada pemilk Arkham. Bagi putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini, komentar fitnah, bulian sudah sering diterima tetapi tidak pernah dilaporkan kepada pihak berwajib.

"Saya dari dulukan sudah sering dibuli, dihina. Saya kan enggak pernah melaporkan satu pun, gitu lho. Semuanya di maafin yang membuli saya, keluarga, bapak, ibu semuanya dimaafkan," tegas Gibran dilansir kanal Youtube berita surakarta, Selasa, 16 Maret.

Pun menanggapi bullian di berbagai platform media sosial, Gibran mengaku tidak sakit hati alias baper. Semuanya akan ditanggapi secara santai. 

Hanya, dia mengigatkan kepada netizen untuk lebih bijak dalam berselancar di media sosial. "Warganet lebih bijak saja. Sekali lagi saya gak pernah sakit hati, baper atau melaporkan," terang dia. Gibran pun mempersilahkan warganet untuk memberikan kritikan di laman media sosialnya. Semua kritik akan ditampung dengan baik oleh Pemkot Solo.

"Kritikan, masukan kita terima semua. Saya terbuka aja, santai," jelas dia.

Pemilk akun Instagram arkham_87 i, Arkham, akhirnya meminta maaf usai berikan komentar sembrono kepada Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. 

Arkham terciduk menulis komentar di Instagram @garudarevolution soal 'Tau apa dia tentang sepak bola, taunya cmn dikasih jabatan saja' menanggapi keinginan Gibran agar semifinal dan final Piala Menpora digelar di Kota Solo.

Kapolres Surakarta Kombes Ade Safri Simanjuntak mengatakan, pihaknya memberikan penjelasan kepada Arkham saat yang bersangkutan bertandang ke kantor polisi.

Pilkada di Kota Solo dilakukan melalui mekanisme yang panjang, melibatkan banyak pihak dan melalui proses demokrasi. Sehingga, komentar Arkham sangat keliru.

"Ada penyelenggara pemilu di situ yaitu KPU, ada pengawas Pemilu yaitu Bawaslu, ada semua. Bahwa jabatan kepala daerah bukan pemberian tetapi proses demokrasi, melibatkan seluruh warga masyarakat yang punya hak pilih," tegas Kapolres Ade Safri dilansir kanal Youtube, berita surakarta, Selsa, 16 Maret.