Bagikan:

JAKARTA - Partai NasDem menghormati sikap PKS yang telah resmi mengusung pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman (AMAN) untuk Pilkada Jakarta 2024. Keputusan PKS mengusung Anies-Sohibul dinilai terburu-buru. Sebab nantinya parpol yang hendak berkoalisi merasa sudah dibatasi.

Namun, NasDem memprediksi PKS akan lebih fleksibel setelah berkoalisi dengan partai politik lain di Pilkada 2024.

“Itu hak PKS untuk mengusung (Anies-Sohibul). Tapi saya kira mereka akan lebih fleksibel lagi setelah nanti mengajak (partai lain) koalisi,” ujar politikus NasDem, Bestari Barus kepada wartawan, Rabu, 26 Juni.

Diketahui, PKS tidak bisa mengusung calon sendiri meski menjadi pemenang pemilu di Jakarta. Sebab, parpol yang dinahkodai Ahmad Syaikhu itu hanya memperoleh 18 kursi di DPRD DKI Jakarta pada Pemilu 2024 ini.

Setidaknya, PKS masih membutuhkan 4 kursi lagi untuk bisa mencapai syarat minimal mengusung calon, yaitu memenuhi 20 persen dari kursi di DPRD Jakarta yang berjumlah 106 kursi.

Karena itu, Bestari menilai, keputusan PKS mengusung Anies-Sohibul sangat terburu-buru. Sebab nantinya parpol yang hendak berkoalisi merasa sudah dibatasi.

"Kalau sudah dibatasi dengan Anies-Sohibul Iman, yang lain akan dapat apa?," kata Bestari.

Apalagi menurut Bestari, selama ini Anies identik dengan PKS. Hal itu, kata dia, akan dipandang sebagai pencalonan partai tunggal. Ditambah lagi PKS akan mendapatkan kursi ketua DPRD Jakarta.

“Anies dan PKS kan juga identik. Jangan juga nanti orang memandangnya, ini kok gubernurnya, wagubnya, ketua DPRD-nya diambil, diborong semua. Kan agak susah itu,” kata mantan Ketua Fraksi NasDem di DPRD DKI Jakarta ini.