Bagikan:

JAKARTA - Pesawat Air New Zealand (ANZ) yang tengah dalam penerbangan reguler harus memodifikasi rutenya untuk menjemput perdana menteri negara itu, lantaran pesawat pemerintahan yang digunakannya mengalami masalah pekan ini.

Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon dan sekelompok pemimpin bisnis terkemuka sedang dalam perjalanan ke Tokyo untuk menghadiri pertemuan puncak dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.

Mereka bepergian dengan pesawat Royal New Zealand Defense Force, yang berhenti di Port Moresby, Papua Nugini untuk mengisi bahan bakar, melansir CNN 18 Juni.

Saat itulah bencana terjadi. Pesawat Boeing 757 yang berusia lebih dari 30 tahun, mengalami masalah sekring dan tidak dapat melanjutkan perjalanan. Kantor PM Luxon mengonfirmasi kerusakan pesawat itu kepada Reuters.

Untungnya, salah satu dari 50 pemimpin bisnis dalam delegasi tersebut adalah CEO Air New Zealand (ANZ) Greg Foran.

Ia kemudian mengatur penerbangan komersial ANZ yang berangkat dari Auckland ke Tokyo untuk singgah di Port Moresby dan menjemput beberapa penumpang yang terlantar, termasuk PM Luxon, maskapai penerbangan tersebut mengonfirmasi kepada CNN.

Secara kebetulan, PM Luxon, yang terpilih pada tahun 2023, pernah menghabiskan waktu tujuh tahun sebagai CEO Air New Zealand sebelum terjun ke dunia politik.

Menteri Pertahanan Selandia Baru Judith Collins mengatakan situasi tersebut "memalukan" dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio Kiwi Newstalk ZB.

"Kami memiliki pesawat yang sangat tua dan kami berharap pesawat itu akan berfungsi seperti baru saat baru keluar dari kotaknya dan itu tidak akan terjadi," kata Menteri Collins.

"Tidak ada PM yang ingin menghabiskan banyak uang untuk sesuatu yang dianggap bagus oleh sebagian orang," tandasnya.

Ini bukan pertama kalinya kerusakan pesawat membuat seorang pemimpin Selandia Baru terlantar. Pada tahun 2022, Perdana Menteri saat itu Jacinda Ardern terpaksa menghabiskan waktu tambahan di Pangkalan Scott di Antartika ketika pesawat yang seharusnya membawanya pulang mengalami masalah mekanis. Dia dan timnya akhirnya mendapatkan tumpangan menaiki jet militer Italia.