Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dan China kembali menggelar perundingan membahas nuklir. Perundingan terjadi untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir.

Hal itu diungkap pakar sekaligus perwakilan Diplomasi Jalur II AS yang terlibat dalam perundingan tersebut, David Santoro.

Dalam perundingan itu, disebutkan perwakilan China memastikan kepada AS dan sekutunya bahwa tidak akan menggunakan atom atau nuklir untuk mengancam Taiwan. Bahkan jika China terpojok dalam ketegangan dengan Taiwan.

“Mereka [China] mengatakan kepada pihak AS bahwa mereka benar-benar yakin mampu menang dalam pertarungan konvensional atas Taiwan tanpa menggunakan senjata nuklir,” kata David kepada Reuters untuk pertama kalinya, Jumat 21 Juni.

Perundingan senjata nuklir semi-resmi antara AS-China itu digelar pada Maret 2024.

David dalam perundingan ini menjadi bagian Diplomasi Jalur II yang biasanya diisi mantan pejabat atau akademisi berbicara mewakili otoritas mengenai posisi pemerintahnya, meskipun mereka tidak terlibat langsung dalam pengaturannya.

Sementara permbicaraan antar pemerintah suatu negara Track One atau Diplomasi Jalur I. Saat pertemuan itu, Diplomasi Jalur I AS diwakili sekitar setengah lusin delegasi, termasuk mantan pejabat dan cendekiawan.

Seedangkan China mengirimkan delegasi cendekiawan dan analis, termasuk beberapa mantan perwira Tentara Pembebasan Rakyat dalam perundingan selama dua hari di ruang konferensi Hotel Shanghai

tersebut.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya tidak berpartisipasi dalam pertemuan tersebut namun menganggap Diplomasi Jalur II memiliki manfaat positif. Meski ditegaskannya, perundingan itu tidak dapat menggantikan pertemuan formal antar pemerintah.