JAKARTA - Kementerian Kesehatan mengatakan, publik perlu memastikan kesehatan hewan yang dikurbankan pada Idul Adha mendatang, guna menghindari sejumlah infeksi yang dapat menyerang manusia.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, penyakit-penyakit tersebut adalah antraks serta penyakit kuku dan mulut.
"Kalau antraks dapat menyebabkan kematian pada manusia, sementara kalau HFMD bisa berupa infeksi pada mulut, diare, mual muntah, jadi ringan sampai berat, bahkan kematian," ujar Nadia dilansir ANTARA, Jumat, 14 Juni.
Dia mengatakan, perlu dipastikan hewan kurban sehat, dalam arti sudah divaksinasi, dan tidak sakit. Dia juga mengingatkan untuk tidak membeli hewan kurban yang harganya jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran.
"Saat penyembelihan, pastikan limbah pasca penyembelihan sesuai dengan prosedur pembuangan limbah, karena jangan sampai menimbulkan masalah atau penyakit baru," ujarnya.
Adapun limbah yang dimaksud, katanya seperti darah.
Nadia juga mengingatkan untuk menggunakan alat pelindung diri, mencuci tangan, serta melakukan disinfeksi area pengolahan daging dan produk hewan lainnya.
BACA JUGA:
Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah jatuh pada Senin, 17 Juni 2024 mendatang.
Keputusan tersebut diperoleh setelah hasil pantauan hilal yang diperoleh dari 114 lokasi berbeda di Indonesia.
"Berdasarkan hisab posisi hilal wilayah Indonesia yang sudah masuk kriteria MABIMS tersebut, serta adanya laporan hilal terlihat, disepakati bahwa 1 Zulhijah tahun 1445 Hijriah jatuh pada hari Sabtu tanggal 8 Juni 2024 Masehi, dan Insya Allah Hari Raya Idul Adha jatuh pada Senin tanggal 17 Juni 2024," kata Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Saiful Rahmat Dasuki dalam konferensi pers sidang isbat penetapan 1 Zulhijah 1445 Hijriah yang diikuti secara daring di Jakarta (7/6).