Bagikan:

ACEH - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simeulue, Aceh, menurunkan tim untuk memeriksa kesehatan ternak guna memastikan hewan kurban tidak terpapar penyakit mulut dan kuku maupun penyakit lain.

"Kami turun tim kesehatan untuk memastikan hewan kurban sehat, tidak terpapar penyakit mulut dan kuku serta lainnya," kata Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Hasrat Abubakar di Simeulue Aceh, Antara, Selasa, 5 Juli.

Hasrat Abubakar mengatakan jumlah hewan kurban di Kabupaten Simeulue sebanyak 280 ekor, baik itu sapi, kerbau, maupun kambing. Sebelum disembelih pada hari raya kurban, semua hewan tersebut menjalani pemeriksaan kesehatan.

"Kami juga mengimbau masyarakat selektif dalam membeli hewan kurban. Pastikan hewan ternak yang dijadikan sehat serta memenuhi syarat. Jika ragu dengan kesehatan hewan kurban, bisa berkonsultasi kepada kami," kata Hasrat Abubakar.

Didampingi Kepala Bidang Kesehatan Hewan Eka Wiliasari, Hasrat Abubakar mengatakan selain memeriksa kesehatan ternak, tim tersebut juga akan memantau penyembelihan hewan kurban baik di rumah potong hewan maupun tempat lainnya.

Pemantau tersebut, kata Hasrat Abubakar, untuk memastikan agar hewan kurban yang disembelih tersebut sudah melalui pemeriksaan kesehatan. Tujuan untuk mencegah penyembelihan hewan yang sakit, sehingga dikhawatirkan dagingnya tidak aman dikonsumsi.

Hasrat Abubakar mengimbau masyarakat yang melakukan penyembelihan selain di rumah potong hewan juga lokasi yang bersih guna mencegah penularan dan penyebaran penyakit terhadap hewan kurban.

"Kebersihan tempat menjadi hal penting dalam penyembelihan hewan kurban. Karena itu, kami menurunkan tim memantau proses penyembelihan hewan kurban nantinya," kata Hasrat Abubakar.

Kabupaten Simeulue merupakan wilayah kepulauan terluar di Provinsi Aceh. Pulau Simeulue berada di Samudra Hindia yang jaraknya sekitar 180 mil laut dari pesisir barat Pulau Sumatra.

Kabupaten Simeulue merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat sejak tahun 1999. Kabupaten Simeulue memiliki 10 kecamatan dengan 138 gampong atau desa yang dihuni sekitar 80 ribuan jiwa.