PADANG - Tim Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas pertanian, Pemerintah Kota (Pemkot) Padang menemukan 350 ekor sapi tidak layak kurban Iduladha 2024. Hal itu diketahui setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 60 penampungan sapi.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Yoice Yuliani, ada sebanyak 3.000 ekor sapi untuk kurban yang akan diperiksa Tim Keswan hingga H-1 Iduladha 2024.
"Hingga Kamie kemarin, jumlah sapi untuk hewan kurban yang telah diperiksa mencapai 2.650 ekor. Dari jumlah itu, 350 di antaranya ditemukan tidak layak untuk dijadikan hewan kurban," katanya, Jumat 14 Juni.
Yoice menjelaskan, 350 ekor sapi yang dinyatakan kategori tidak layak untuk dijadikan hewan kurban itu karena dalam kondisi tidak sehat, sakit gigi, hingga belum cukup usia.
"Jadi kepada sapi yang diperiksa itu, bagi yang layak akan diberikan atau dipasang penning di bagian tali di bagian kepala sapi. Jadi untuk sapi yang tidak ada penningnya, berarti tidak layak jadi hewan kurban," bebernya.
Yoice menargetkan pemeriksaan hewan kurban di wilayah Padang selesai H-1 Iduladha. Sejauh ini Tim Keswan juga tidak menemukan penyakit yang serius dialami sapi termasuk soal penyakit mulut dan kuku (PMK).
Hewan kurban harus memenuhi sejumlah syarat terutama tentang kesehatan. Untuk sapi yang didatangkan dari luar daerah wajib mendapatkan keterangan surat kesehatan dari Keswan daerah asal.
"Di Padang cukup banyak sapi dari luar daerah yang masuk untuk momen kurban. Sapi yang datang ke Padang dan dijual untuk hewan kurban itu, syaratnya harus punya surat resmi dari Keswan bahwa sapi-sapi tersebut sehat," sebutnya.
Salah seorang pedagang sapi di Padang, Irvan menyampaikan menjadi pedagang sapi untuk mengisi keperluan masyarakat yang melaksanakan ibadah kurban.
"Saya membeli sapi dari Flores Nusa Tenggara Timur (NTT). Kondisinya sehat dan layak jual untuk hewan kurban karena telah diperiksa juga oleh Keswan Padang," jelasnya.
Di satu sisi, Irvan menyampaikan Iduladha 2024 ini ada persoalan yang dihadapi pedagang sapi, yakni turunnya daya beli hewan kurban sapi.
BACA JUGA:
"Saya memperkirakan penurunan daya beli itu mencapai 15%," katanya.
Dia mengaku ada beragam masalah yang menyebabkan turunnya daya beli hewan kurban pada tahun ini, salah satunya berpengaruh soal dampak bencana alam.