Bagikan:

BOGOR - Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Hery Antasari menyampaikan, penumpukan sampah yang terjadi di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Pasar Merdeka karena truk khusus pengangkut sampah mengalami kerusakan karena kecelakaan, sehingga untuk sementara waktu tidak bisa mengangkut sampah.

"Ada armada yang tabrakan, armada yang khusus pasar, karena kerjasamanya khusus dengan pengelola pasar, jadi tidak bisa begitu saja menggunakan armada yang ke pemukiman, karena juga harus melayani di tempat lain setiap hari " kata Hery dalam keteranganya, Kamis 13 Juni.

Namun Hery berjanji akan segera memutuskan solusi cepat dan mengerahkan truk sampah dari titik lain untuk mengangkut tumpukan sampah di kawasan tersebut sementara waktu, setelah digunakan di tempat lain. Apalagi ini merupakan pelayanan dasar yang harus segera diatasi.

“Tengah malam tadi sampah di pasar Merdeka dan beberapa titik lain sudah dibersihkan. Meski demikian karena produksi sampah selalu ada setiap hari, maka kepada warga Kota Bogor saya atas nama Pemkot memohon maaf jika masih ada tumpukkan sampah di titik pasar-pasar dan lain-lain akibat delay pengangkutan dan berbagi armada,” jelasnya.

Ke depan pihaknya akan segera membahas dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) membahas soal rencana peremajaan armada pengangkut sampah di Kota Bogor dan solusi jangka menengah di perubahan anggaran 2024 dan panjang yang lebih fundamental, sistemik dan keberlanjutan untuk Wali Kota berikutnya.

“Tidak sekedar business as usual dan crash program solusi sesaat itu saja, ketika masalah muncul tapi terulang kembali kemudian hari,” jelasnya.

Ia menceritakan beberapa waktu lalu ketika ada satu hari sampah di Kota Bogor tidak terangkut, bersama Sekda dan jajaran lain melakukan evaluasi menyeluruh terkait tata kelola dan pengecekan langsung ke lapangan ke TPA, juga koordinasi dengan Kabupaten Bogor demikian juga dengan BPK.

“Temuan saya di lapangan jumlah armada terbatas tidak ada cadangan dan sebagian besar sudah berusia rata-rata 6-10 tahun belum diremajakan, pemeliharaan minim dan beberapa kasus terpaksa kanibal sparepart, kontainer dan arm roll tidak ada atau tidak berfungsi lagi,” sebutnya.

Selain itu, Hery menyebut kesejahteraan para petugas pengangkut sampah dan sopir sudah lama tidak berubah. Ada beberapa aspek tata kelola dan proses bisnis persampahan yang tidak terakomodasi dan mungkin terlupakan dibiarkan selama ini.

“Saya telusuri ternyata sudah lama dan berkali-kali diusulkan Dinas LH, akan tetapi selalu kalah prioritas oleh program urusan lain yang terkadang bukan pelayanan dasar," ungkap Hery.

"Diluar itu saya akui ada beberapa hal yang sudah baik dan perlu diperluas yaitu misalnya terkait bank sampah. Hal ini nilai plus dari hasil pengecekan lapangan,” katanya.

Hery juga mengingatkan bahwa urusan yang diampu oleh pemerintah daerah ada kurang lebih 30 lebih urusan pemerintahan daerah, baik wajib maupun pilihan dan penunjang, banyak diantaranya adalah urusan pelayanan dasar yang mungkin tidak populer tapi penting.

“Masalah sampah ini bukan hanya urusan DLH bukan hanya pemkot saja ya, harus melibatkan semua warga dan stakeholders, mungkin ini ke depan yang harus mulai disentuh pemkot,” jelasnya.

Petugas dari DLH Kota Bogor turun langsung mengangkut tumpukan sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Pasar Merdeka, Rabu malam.

Kepala DLH Kota Bogor, Denni Wismanto mengatakan, pihaknya telah mengangkut tumpukan sampah di TPS Pasar Merdeka dengan menerjunkan sebanyak 20 petugas kebersihan, 6 kendaraan, 1 wheel loader.

Ia menyebut, permasalahan sampah di Pasar Merdeka terjadi karena adanya musibah yang menimpa armada truk pengangkut sampah di pasar tersebut.

Untuk sementara ini, DLH akan mengoperasikan kendaraan pengganti untuk mengangkut sementara sampah-sampah yang ada di TPS tersebut, menunggu kendaraan utamanya rampung diperbaiki.