Bagikan:

PADANG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan terdapat sekitar 700 ribu meter kubik material vulkanik di sekitar Gunung Marapi yang berpotensi menjadi ancaman susulan setelah banjir lahar dingin.

"Saat ini masih ada sekitar 700 ribu meter kubik material vulkanik pascaerupsi Gunung Marapi yang perlu diwaspadai," kata Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB Udrekh di Padang, Antara, Senin, 10 Juni. 

Untuk mengantisipasi ancaman material vulkanik tersebut, BNPB menegaskan pemasangan sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) di kawasan Gunung Marapi penting untuk segera dilakukan.

"Pemasangan instrumen peringatan dini ini sangat penting untuk mengantisipasi potensi yang masih akan terjadi di wilayah terdampak," ujarnya. 

Ia menjelaskan sistem peringatan dini akan mengintegrasikan informasi cuaca, informasi aktivitas gunung api, informasi getaran, dan sensor cuaca. Berbagai informasi tersebut memberikan rekomendasi kepada pemangku kepentingan sebagai bentuk kesiapsiagaan maupun langkah mitigasi terhadap potensi dampak bencana.

BNPB bersama tim dan dukungan BPBD  Sumbar akan melakukan survei sebagai langkah awal pemasangan alat peringatan dini. BNPB juga telah mendapatkan data dan informasi spasial kondisi pascabencana lahar dingin.

"Ini akan membantu tim untuk menentukan titik perangkat sebagai bagian dari sistem peringatan dini," ucapnya.

Udrekh menekankan implementasi sistem peringatan dini tidak bisa hanya sebatas perangkat atau fasilitas teknologi saja. Namun juga membutuhkan sosialisasi, termasuk edukasi, khususnya bagi masyarakat yang bermukim di sekitar Gunung Marapi.

Hal tersebut bertujuan agar warga memahami dan melakukan aksi dini apabila mendengar bunyi sirene peringatan dini. Di samping itu setelah mendapatkan sosialisasi masyarakat juga didorong untuk merawat EWS.