JAKARTA - Air terjun di Yuntai, Henan, China, jadi kontroversi usai viral. Air terjun dengan pemandangan indah itu disebut disuplai secara buatan lewat pipa air di celah bebatuan.
Taman Gunung Yuntai memiliki peringkat AAAAA, alias peringkat tertinggi yang diberikan kepada objek wisata oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata negara tersebut.
Namun sumber airnya, yang digambarkan oleh situs taman nasional sebagai “seperti galaksi Bima Sakti yang terbang ke bawah,” mendapat sorotan.
Video yang diposting di media sosial Chinai menunjukkan pipa yang mengalirkan air ke air terjun setinggi 314 meter – menunjukkan sumber air tersebut mungkin tidak alami seperti yang selama ini diyakini para pengunjung.
Manajemen Taman Gunung Yuntai menanggapi video tersebut dan menjelaskan bagaimana perubahan pada musim kemarau memerlukan peningkatan lebih lanjut terhadap air terjun.
“(Air terjun) tidak dapat menjamin bahwa air terjun tersebut akan terlihat paling indah oleh masyarakat karena perubahan musim,” kata mereka, seraya menerangkan air terjun tersebut mengalami “sedikit perbaikan selama musim kemarau.”
Pengelola taman juga mengucapkan terima kasih atas perhatian tersebut, dan berjanji air terjun tersebut akan menyambut para tamu musim panas ini dalam “bentuknya yang paling sempurna dan paling alami”.
BACA JUGA:
Meskipun video tersebut mengejutkan banyak orang di China, orang lain di media sosial memuji tanggapan taman tersebut
“Lagipula, sumber air terjun bukanlah apa yang dilihat orang, menurut saya itu tidak dianggap sebagai kebohongan kepada publik,” kata salah satu pengguna Weibo dilansir dari CNN, Senin, 10 Mei.
“Kamu di sana untuk melihat burung merak memamerkan ekornya, bukan untuk fokus pada pantat merak,” kata yang lain.
Yuntai bukanlah air terjun pertama di Tiongkok yang membutuhkan sedikit bantuan ekstra. Iklim monsun di negara ini menyulitkan menjaga air tetap mengalir selama musim kemarau, yang curah hujannya lebih sedikit.
Air Terjun Huangguoshu, yang terletak di provinsi Guizhou barat daya Tiongkok, juga “menderita” akibat musim kemarau. Pada tahun 2004, sebuah bendungan dibangun untuk memastikan alirannya terus mengalir.
Pada saat itu, provinsi tersebut memuji bendungan tersebut, dengan mengatakan hal tersebut akan “mengakhiri sejarah mengeringnya Air Terjun Huangguoshu.”