JAKARTA - Pasukan Israel telah mengakhiri operasi tempur di wilayah Jabaliya, Gaza utara setelah menghancurkan lebih dari 10 kilometer terowongan selama pertempuran sengit yang melibatkan lebih dari 200 serangan udara, kata militer pada Hari Jumat.
Dalam pembaruan tentang pertempuran sengit selama lebih dari dua minggu di Jabaliya, militer Israel mengatakan pasukan telah menyelesaikan operasi mereka dan ditarik untuk mempersiapkan operasi lain di Gaza, melansir Reuters 31 Mei.
Selama operasi tersebut, pasukan menemukan jenazah tujuh dari 250 sandera yang diculik oleh militan pimpinan Hamas dalam serangan ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023.
Operasi di sana dilakukan oleh Divisi ke-98 Israel Defense Forces (IDF), menggambarkan pertempuran di Jabaliya sebagai salah satu yang paling intens di tengah perang yang tengah berlangsung, dikutip dari The Times of Israel.
IDF memperkirakan telah menewaskan sekitar 500-600 militan selama operasi di Jabaliya. Hanya 350 yang telah diverifikasi sejauh ini, setelah pertempuran dan serangan udara.
BACA JUGA:
Mengutip The National News, Jabaliya adalah kamp pengungsi terbesar dari delapan kamp pengungsi di Jalur Gaza, menurut PBB. Setelah perang 1948, para pengungsi menetap di sana, sebagian besar telah meninggalkan desa-desa di wilayah Palestina selatan yang menjadi Israel.
"Sekitar 70 persen kamp Jabalia telah hancur total, dengan 800 rumah dihancurkan," kata Mahmoud Bassal, juru bicara pertahanan sipil di utara Jalur Gaza, kepada The National.