JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO) memutuskan menutup sementara gardu pengisian ulang (top up) uang elektronik sebagai langkah antisipasi wabah virus corona atau COVID-19.
Penutupan sementara aktivitas top up tunai ini dilakukan di gerbang tol wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dan berlaku efektif mulai 19 Maret 2020.
Pada umumnya gardu top up itu dimanfaatkan warga untuk menambah saldo kartu elektronik. Transaksi dilakukan dengan menukar uang tunai dengan saldo kartu elektronik.
Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru mengatakan, langkah menutup sementara aktivitas top-up dilakukan karena perusahaan mengutamakan kesehatan dan keamanan baik pengguna jalan, maupun karyawan Jasa Marga yang bertugas di lapangan.
"Dengan adanya fasilitas top up tunai masih ada transaksi dengan menggunakan uang tunai dan potensi kontak fisik antara pengguna jalan dengan karyawan operasional Jasa Marga," katanya, di Jakarta, Jumat, 20 Maret.
Seperti diketahui, uang tunai merupakan salah satu media yang bisa menularkan virus. Bahkan, Bank Indonesia sudah menerapkan karantina setoran uang dari perbankan lalu disemprot disinfektan sebelum didistribusikan kembali ke masyarakat.
BACA JUGA:
Meniadakan top-up tunai artinya meminimalisir penularan dan penyebaran virus COVID-19. Sebab, dengan ditutupnya fasilitas tersebut dapat menghentikan kontak fisik antara karyawan operasional dengan pengguna jalan tol.
Heru juga mengimbau, pengguna jalan tol di wilayah Jabodetabek untuk memastikan kecukupan saldo dalam uang elektronik atau e-money, sehingga tidak muncul antrean atau interaksi dengan penumpang lain.
"Sebagai contohnya, di ruas jalan tol dengan sistem transaksi terbuka, pengguna jalan dengan saldo uang elektronik kurang dan harus meminjam di kendaraan belakangnya tetap melakukan kontak fisik berupa peminjaman uang elektronik. Ini harus dihindari," jelasnya.
Sekadar informasi, sebelumnya Jasa Marga sudah melakukan serangkaian tindakan untuk memitigasi penyebaran virus COVID-19 di lingkungan gerbang tol wilayah Jabodetabek. Tindakan tersebut antara lain, pembersihan menggunakan diisienfektan pada gerbang tol dan rest area, serta pembekalan alat pelindung diri (APD) untuk petugas di lapangan.
Perlu Sosialisasi
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansyah menyambut baik keputusan yang diambil Jasa Marga guna menghindari penularan COVID-19 di lingkungan tol. Keputusan tersebut juga sudah sesuai dengan imbauan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Meski begitu, Trubus mengingatkan, agar Jasa Marga memberikan sosialisasi mengenai kebijakan tersebut. Sebab, tidak semua perusahaan melengkapi karyawannya dengan fasilitas saldo e-toll penuh.
"Ini kan harus disosialisasikan juga. Khususnya untuk supir-supir antar kota yang biasa bawa barang seperti kayu, beras, sayur mereka kan lewat tol Jabodetabek untuk ke Pasar Kramat Jati, ke pasar beras. Itu kan kadang mereka tidak diberikan e-toll dengan saldo yang cukup. Karena bisanya mereka dibayar setelah mengatarkan barang," tutur Trubus.
"Karena banyak juga perusahaan kecil yang tidak memikirkan e-toll itu. Jangan sampai ini malah menyulitkan," sambungnya.
Trubus mengatakan, ini adalah kesempatan yang baik untuk melakukkan edukasi kepada masyarakat pendapatan rendah (MPR) mengenai bahayanya COVID-19 dan bagaimana virus itu bisa menyebar.
"Karena mereka itu belum banyak yang paham," ucapnya.