JAKARTA - Norwegia menganggap saat ini waktu yang tepat mengakui negara bernama Palestina. Bangsa Nordik di semenanjung Skandinavia itu menyatakan hal itu benar untuk dilakukan.
"Karena ini adalah hal yang benar untuk dilakukan, namun yang lebih penting lagi, karena ini adalah waktu yang tepat untuk melakukannya [mengakui Palestina]," kata Menteri Luar Negeri Norwegia, Espen Barth Eide saat konferensi pers bersama perwakilan dari Spanyol dan Irlandia di Brussels, dikutip dari Al Jazeera, Senin 27 Mei.
Dia mengatakan Norwegia harus berpikir di luar kebiasaan saat 'sinyal kuat' terkait pengakuan untuk sebuah negara harus diberikan sebagai mana mestinya.
"Selama bertahun-tahun, kami dan banyak negara lain berharap untuk mengakui berakhirnya proses perdamaian [gencatan senjata]. Tapi kemudian setelah beberapa tahun, kami menyadari sebenarnya perlu berpikir di luar kebiasaan," katanya.
“Beberapa orang mungkin menilai paradoks terkait pembahasan atas solusi pada hari Selasa [pengakuan negara Palestina] di tengah perang," sambung Espen Barth.
Namun, kata dia, tak bisa dipungkiri telah terjadi kekerasan pada tingkatan ekstrem di Gaza, Palestina. Tak bisa disanggah juga kekerasan dilakukan pemukim ilegal Israel dan upaya mereka memperluas wilayah di Tepi Barat.
"Itu adalah titik terendah dalam sejarah panjang dan menyedihkan karena tidak adanya solusi terhadap masalah Israel-Palestina," ujar Espen Barth.
BACA JUGA:
Maka dari itu, Norwegia menganggap pengakuan atas negara Palestina menjadi salah satu solusi atas persoalan yang terjadi dan diharapkan membawa angin perdamaian melekat di Gaza.
“Saya pikir apa yang kami berikan sekarang semacam perangkat lunak baru. Ini adalah visi 2.0 dimana pengakuan dini atas Palestina adalah salah satu dari beberapa bagian dari teka-teki besar tentang bagaimana membawa perdamaian ke Timur Tengah,” tandasnya.