Bagikan:

JAKARTA – iFixit, komunitas reparasi online, telah putus kontrak dengan Samsung setelah dua tahun bekerja sama. Kedua perusahaan ini gagal mencapai kesepakatan yang harusnya menguntungkan kedua belah pihak.

Kepada The Verge, CEO dan Pendiri iFixit Kyle Wiens mengatakan bahwa Samsung tidak tertarik dengan perbaikan dalam skala besar. Selain itu, keduanya gagal dalam bernegosiasi karena Samsung mematok suku cadangnya dengan harga yang tinggi.

Wiens menganggap bahwa kontrak dari Samsung hanya menguntungkan perusahaan tersebut. Pasalnya, kontrak tersebut membatasi iFixit untuk tidak menjual lebih dari suku cadang kepada masing-masing pelanggan dalam kurun waktu tiga bulan.

Sebenarnya, masih ada beberapa alasan lainnya yang diungkapkan Wiens. Namun, tak lama setelah kabar iFixit dan Samsung putus kontrak beredar, terungkap bahwa Samsung memaksa bengkel independen untuk menyerahkan informasi pribadi pelanggan.

Saat ada pengguna Samsung yang ingin memperbaiki perangkat mereka, iFixit atau bengkel independen lainnya harus mengirimkan nama, alamat, nomor telepon, nomor seri unik ponsel, IMEI, keluhan pelanggan atau masalah pada perangkatnya, dan detail perbaikan.

404 Media pun mendapatkan bocoran bahwa bengkel independen harus menolak perangkat yang sudah pernah melakukan perbaikan dengan suku cadang purnajual. Selain menolak, bengkel harus melepaskan suku cadangnya dari ponsel dan mengadu ke Samsung.

Penyerahan informasi pribadi ini telah dikonfirmasi oleh Wiens. CEO iFixit itu mengatakan bahwa mereka membagikan beberapa informasi pelanggan ke Samsung. Jika ada yang membeli suku cadang asli, pelanggan harus mengizinkan Samsung memiki email mereka dan daftar suku cadang yang dibeli.

Kontrak ini bisa menjadi masalah di beberapa negara, khususnya di Minnesota. Pasalnya, Undang-Undang Minnesota tidak akan mengizinkan kontrak seperti itu diterapkan. Kontrak dari Samsung bisa merugikan karena tidak memiliki persyaratan yang adil dan masuk akal.