Bagikan:

Penajam  – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menegaskan bahwa berita yang beredar di media sosial tentang banjir akibat luapan Sungai Mahakam yang berdampak ke Kota Nusantara adalah hoaks.

"Konten yang tersebar di TikTok terkait banjir luapan Sungai Mahakam berdampak ke Kota Nusantara itu tidak benar," kata Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik di Penajam, Sabtu, 18 Mei.

Menurut Pj Gubernur Akmal Malik, banjir luapan Sungai Mahakam merupakan siklus tahunan yang biasanya menerjang Kota Samarinda serta Kabupaten Kutai Barat, Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Mahakam Hulu. Pemerintah kabupaten dan kota setempat sudah melakukan berbagai antisipasi agar banjir dapat terkendali.

Video yang beredar di TikTok dengan durasi lima menit yang menyatakan banjir luapan Sungai Mahakam berdampak ke Kota Nusantara adalah tidak benar. Jarak antara Sungai Mahakam dengan titik terdekat kawasan Kota Nusantara di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara lebih kurang 50 kilometer, sehingga tidak mungkin luapannya menyentuh ibu kota negara masa depan Indonesia itu.

"Banjir tidak berdampak ke kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP), Kawasan Ibu Kota Nusantara (KIKN), dan Kawasan Pengembangan Ibu Kota Nusantara (KPIKN)," tegasnya.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk menyiapkan sistem peringatan dini potensi bencana guna meminimalkan korban. Dengan adanya sistem peringatan dini tersebut, petugas bisa mendeteksi pergerakan air dari Long Apari, sehingga masih ada waktu untuk menyelamatkan aset yang ada di kabupaten dan kota yang terdampak.

Selain sistem peringatan dini, juga dibuat sistem penanganan bencana terpadu untuk seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Timur guna memudahkan pencegahan dan penanganan sebelum maupun saat terjadi bencana, demikian Akmal Malik.