Bagikan:

JAKARTA – Kegagalan penerapan Food Estate dinilai akan menjadi salah satu hambatan untuk melaksanakan program makan siang gratis di pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendatang.

“Sebenarnya realistisnya mungkin kalau misalnya seluruhnya bisa tercoverage. Tapi beberapa daerah yang tidak bisa diakses itu menjadi tantangan dalam lima tahun kedepan,” ungkap pengamat ekonomi INDEF, Nailul Huda, Minggu 19 Mei 2024.

“Kecuali tadi food estate ada yang berhasil. Tapi kan sekarang ini masih kurang. Coba lhiat yang dibutuhkan ke depan,” sambungnya.

Dia menjelaskan, produksi pangan yang belum stabil menjadi sangat rawan untuk mewujudkan program makan siang gratis. Apalagi, data terbaru menunjukkan Indonesia melakukan impor beras hingga 2 juta ton.

Impor tersebut, lanjut Nailul, belum mencakup kebutuhan untuk pelaksanaan program makan siang gratis. Karena itu, bisa dipastikan bila program unggulan pasangan Prabowo dan Gibran itu mulai berjalan maka kebutuhkan akan impor beras juga semakin meningkat.

“Kemarin aja kita impor hampir 2 juta ton lebih sekarang 3 juta ton. Apalagi nanti ada program makan siang gratis maka kebutuhan akan pangan akan semakin besar dan kebutuhan impor kan semakin besar,” tutup Nailul.