SAMARINDA - PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) mengonfirmasi penyebab sementara insiden letupan api pabrik smelter nikel di Desa Pendingin Kutai Kartanegara Kalimantan Timur pada Kamis (16/5) sore, yang mengakibatkan dua pekerja terluka.
"Insiden ini terjadi di area pembuangan slag nikel pabrik, di mana terdengar letupan keras yang disebabkan oleh kemacetan pada aliran pendingin slag," kata Owner Representative PT KFI, M. Ardhi Soemargo di Samarinda, dilansir ANTARA, Jumat, 17 Mei.
Menurutnya, letupan tersebut terjadi sekitar pukul 18.40 WITA dan berlangsung selama beberapa menit.
Percikan api yang berasal dari kolam slag nikel melambung ke udara, namun para pekerja yang berada di lokasi segera melakukan tindakan pendinginan dengan alat pemadaman.
Dua pekerja yang berada dekat lokasi kejadian terkena dampak langsung dari letupan. Satu pekerja mengalami luka, sementara yang lain terkena debu. Keduanya telah menerima perawatan di Puskesmas Sanga Sanga dan kondisi mereka stabil.
"Pabrik smelter nikel kini telah kembali beroperasi normal tanpa adanya kerusakan pada sistem produksi. Tim internal kami masih melakukan investigasi untuk menentukan penyebab pasti dari insiden tersebut," kata Ardhi.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya protokol keselamatan di tempat kerja, terutama di industri yang berpotensi berbahaya seperti pengolahan nikel.
BACA JUGA:
PT KFI mengklaim berkomitmen untuk memperkuat langkah-langkah keselamatan guna mencegah kejadian serupa di masa depan.
PT KFI, sebagai salah satu pemain utama di industri nikel Kalimantan, tetap mengutamakan keselamatan pekerja dan lingkungan.
Perusahaan ini berupaya untuk memastikan operasionalnya tidak hanya efisien tetapi juga aman bagi semua pihak.
"Informasi lebih lanjut mengenai hasil investigasi dan langkah-langkah perbaikan yang diambil oleh PT KFI akan disampaikan kepada publik seiring dengan perkembangan situasi," kata Ardhi.