KUPANG - Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, melaporkan terhitung dari pukul 06.00 WITA hingga 12.00 WITA terjadi sebelas kali erupsi terjadi di puncak Gunung Ile Lewotolok.
"Tercatat 11 kali letusan di puncak gunung dengan ketinggian paling tinggi 800 meter," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok Yeremias Kristianto Pugel dilansir ANTARA, Selasa, 14 Mei.
Dia mengatakan letusan tersebut mengeluarkan asap putih, kelabu dan hitam. Kemudian juga secara visual gunung jelas hingga kabut 0-I.
Sementara itu asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50-500 meter di atas puncak kawah.
Dia menjelaskan dari 11 kali letusan itu menimbulkan amplitudo pada kisaran 20.8 hingga 34.5 milimeter , dengan durasi berkisar dari 58 hingga 137 detik .
Selain letusan, gunung tersebut juga menimbulkan hembusan dengan jumlah hembusan mencapai 76 kali, dengan amplitudo 11.7 hingga 27.2 milimeter dengan durasi hembusan mencapai 29 hingga 197 detik.
BACA JUGA:
Tak hanya itu berdasarkan pantauan Tremor Menerus (Microtremor) juga masih terekam dengan amplitudo 6.6-23 mm namun paling dominan adalah 6.6 mm.
Status gunung tersebut juga masih dalam status level III atau siaga. Lalu berdasarkan laporan mingguan yang disampaikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) disebutkan bahwa aktivitas vulkanik di gunung itu masih cukup tinggi.
Karena itu Badan Geologi pun merekomendasikan masyarakat Desa Lamatokan dan Jontona agar mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah gunung.
Sedangkan masyarakat Desa Jontona dan Todanara direkomendasikan agar tidak memasuki wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh tiga kilometer dari pusat aktivitas gunung.