Bagikan:

CIANJUR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat bencana tanah bergerak di Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung masih terjadi di dua kampung selama penerapan satu pekan tanggap darurat bencana (TDB).

Tanah bergerak itu terjadi di dua kampung dengan longsoran dan patahan yang terus memanjang meski dua hari terakhir tidak terjadi hujan lebat di lokasi.

"Per hari ini, petugas mencatat panjang longsor bertambah menjadi 110 meter dengan lebar 25 meter, sedangkan patahan di dua kampung, Cinde dan Kampung Sukajadi bertambah dalam sekitar 110 centimeter," kata Kordinator Lapangan TDB Pergerakan Tanah Bojongpicung Herman saat dihubungi, Senin 6 Mei, disitat Antara.

Oleh karena itu, Herman meminta 65 kepala keluarga (KK) atau 240 jiwa untuk bertahan di pengungsian hingga status daurat bencana dicabut.

Ia juga meminta agar warga terdampak menunggu hasil penelitian Badan Geologi serta BMKG keluar, guna memastikan kelayakan perkampungan untuk kembali ditempati.

Herman mengatakan BPBD belum bisa memastikan apakah relokasi akan dilakukan atau tidak karena masih menunggu hasil penelitian tim ahli, namun Pemkab Cianjur sudah meminta pihak desa dan kecamatan mencari lahan untuk relokasi puluhan KK itu.

"Kalau melihat laporan setiap hari, kemungkinan perkampungan akan direlokasi namun kami masih menunggu hasil dari tim ahli, namun gambaran sudah kami berikan pada warga guna keamanan dan kenyamanan terkait relokasi," katanya.

Selama TDB, pihaknya melibatkan 50 petugas terdiri atas BPBD Cianjur, TNI/Polri, PMI Cianjur dan Dinsos Cianjur serta relawan yang bertugas secara bergantian serta menempatkan relawan di pos pantau guna melaporkan situasi.

"Puluhan petugas dan relawan memberikan berbagai pelayanan bagi warga yang mengungsi, termasuk siaga di pos pantau di dua desa yang hasilnya dilaporkan langsung ke Pemkab Cianjur setiap hari," katanya.