<i>Social Distancing</i> yang Diterapkan di BUMN Transportasi Udara dan Laut
Kapal PELNI. (Foto: PELNI)

Bagikan:

JAKARTA - Virus corona atau COVID-19 masih mewabah di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Pemerintah RI pun menyarankan warga menerapkan social distancing untuk membatasi penularan virus ini. Tak hanya masyarakat, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) transportasi udara dan laut juga telah menerapkan sistem tersebut.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi mengatakan, pihaknya telah menerapkan social distancing di area pelayanan publik di bandara-bandara. Konsep social distancing yang dimaksud yaitu pengaturan jarak minimal satu meter antar orang di area pelayanan publik dengan menempelkan stiker panduan jarak.

Sistem ini juga sesuai dengan surat edaran Menteri BUMN terkait penanggulangan penyebaran COVID-19, dan surat edaran Direktur Utama Nomor: ED. 15 /KP.10.43.2020/DU tentang Kesiapsiagaan dan Pencegahan Corona Virus Disease (COVID-19) di Lingkungan PT Angkasa Pura I (Persero).

"Upaya ini merupakan upaya lanjutan Angkasa Pura I dalam menerapkan konsep social distancing di area pelayanan publik untuk meminimalisir potensi penularan virus COVID-19 di area publik," tuturnya, di Jakarta, Rabu, 18 Maret.

Faik Fahmi menjelaskan, penempelan stiker panduan jarak satu meter dilakukan di area pemeriksaan saat masuk ke area check in, setiap security check point, antrean masuk ke dalam lift, pemeriksaan boarding pass, di fixbridge dan garbarata, pengambilan bagasi, dan pada area antrean taksi.

Selain itu, kata Faik, pada setiap lift diberi label stiker maksimal kapasitas dengan posisi hadap penumpang lift. Jarak duduk antar orang di area boarding lounge juga diatur dengan posisi kursi hadap satu arah dan setiap orang duduk tidak bersebelahan, melainkan satu kursi dikosongkan. Hal ini dilakukan dengan pemberian label stiker petunjuk atau panduan.

"Kami imbau penumpang dan calon penumpang bandara agar dapat disiplin mengikuti imbauan ini agar dapat meminimalisir potensi penularan virus corona dan menjaga kenyamanan publik di tengah kondisi pandemi seperti ini," jelasnya.

Sekadar informasi, PT Angkasa Pura I mengelola 15 bandara, yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Bandara Frans Kaisiepo Biak, Bandara Sam Ratulangi Manado, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo, Bandara Adi Soemarmo Surakarta, Bandara Internasional Lombok Praya, Bandara Pattimura Ambon, Bandara El Tari Kupang, dan Bandara Sentani Jayapura.

PELNI juga Lakukan

Sementara itu, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) juhga menerapkan hal yang sama. PT PELNI juga membuat konsep pembatasan jarak antar penumpang sebagai salah satu bentuk social distancing yang dilakukan perusahaan guna mencegah penularan COVID-19. Pembatasan jarak diterapkan saat penumpang melakukkan antrean untuk masuk ke atas kapal.

Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI (Persero) Yahya Kuncoro menyampaikan, manajemen mulai mewajibkan para pelanggan untuk berdiri pada jarak yang telah diatur.

"Sesuai arahan yang kami terima maka kami akan mengatur jarak masuk antar penumpang dengan jarak aman yang disarankan yakni diatas 1 meter," tuturnya.

Yahya mengungkap, manajemen juga akan menempatkan petugas untuk membantu mengatur jarak antar pelanggan hingga naik ke atas kapal. "Kami akan melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir penyebaran virus corona di wilayah lingkungan kerja perusahaan," ungkapnya.

Tidak hanya bagi penumpang kapal, Yahya berujar, perusahaan juga menerapkan konsep work from home (WFH) bagi karyawan sebagai bentuk mitigasi penyebaran virus corona. Dalam menerapkan sistem WFH, PELNI juga memaksimalkan penggunaan IT seperti video teleconference dan memanfaatkan aplikasi internal untuk berkoordinasi.

"Sejak 16 Maret 2020 kami menerapkan konsep work from home hanya saja tidak seluruh karyawan melaksanakannya. Untuk karyawan pada bagian operasional tetap masuk dengan sistem piket guna menjaga berjalannya proses bisnis perusahaan," tuturnya.

Penerapan social distancing ini merupakan langkah lanjutan yang diambil perusahaan dalam mencegah penyebaran virus corona. Yahya mengatakan, sebelumnya manajemen telah memberikan sosialisasi bagi seluruh karyawan baik idi kantor pusat maupun cabang serta kepada Nakhoda dan ABK.

Selain itu, lanjutnya, manajemen juga melakukan penyemprotan disinfektan pada kapal dan kantor PELNI, pengukuran suhu tubuh dengan menggunakan thermogun serta menempatkan hand sanitizer pada lokasi-lokasi yang strategis.

"Khusus di atas kapal, kami juga memberikan himbauan kepada para penumpang melalui pengeras suara setiap tiga jam sekali," jelasnya.

Sekadar informasi, PELNI sebagai perusahaan BUMN yang bergerak pada bidang transportasi laut hingga saat ini telah mengoperasikan sebanyak 26 kapal penumpang dan menyinggahi 83 pelabuhan serta melayani 1.100 ruas. Selain angkutan penumpang, PELNI juga melayani 45 trayek kapal perintis yang menyinggahi 275 pelabuhan dengan 3.739 ruas.