Bagikan:

JAKARTA - Presiden terpilih Prabowo Subianto mengaku dirinya bersama wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka membutuhkan kekuatan Nahdlatul Ulama (NU) dalam membangun pemerintahan lima tahun ke depan.

Hal ini diungkapkan Prabowo dalam acara halalbihalal yang digelar Pengurus Besar NU (PBNU) di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Minggu, 28 April.

"Kami membutuhkan itu di antaranya adalah kekuatan Nahdlatul Ulama, kekuatan ormas-ormas Islam yang moderat, kekuatan-kekuatan Islam yang inklusif, kekuatan-kekuatan Islam yang rahmatan lil alamin, kekuatan Islam yang tidak punya rasa rendah diri, punya kepercayaan besar," ujarnya.

Prabowo merasa tak bisa menyelesaikan masalah-masalah negara hanya bersama Gibran dan kabinetnya kelak. Prabowo juga membutuhkan dukungan tokoh-tokoh agama lainnya.

"Karena, itu dengan dukungan kekuatan-kekuatan ini, juga dari kekuatan unsur-unsur lain, unsur Nasrani, usnur Hindu, unsur Buddha, unsur semua kelompok di Indonesia, kita bersama-sama akan menjaga keselamatan bangsa," urai Prabowo.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya memandang Prabowo-Gibran meruapakan bagian dari keluarga NU. Hal ini dibuktikan dengan kehadirannya di acara tersebut.

"Kalau ada saat ini hadir, Pak Prabowo Subianto dan Mas Gibran rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih, ya walaupun kehadiran beliau jelas ada konteks khusus, tapi beliau hadir sebagai anggota-anggota keluarga kita, keluarga NU," jelas Yahya.

Yahya juga menegaskan bahwa NU merupakan organisasi kemasyarakatan yang mengawal agenda pemerintahan terkait kesejahteraan masyarakat.

Hal itu, menurut Yahya, telah dilakukan saat pemerintahan Presiden Jokowi dan akan dilanjutkan pada pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Sejak awal kita juga ingin sampaikan bahwa nanti ke depan Nahdlatul Ulama tidak akan pernah tidak bersama-sama dengan pemerintahan presiden yang akan datang Pak Prabowo dan Mas Gibran," ungkap Yahya.