BENGKULU - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu menerjunkan tim untuk melakukan langkah-langkah strategis dalam menangani konflik antara buaya dengan manusia di wilayah Kabupaten Mukomuko.
"Untuk sementara tim sudah ke lokasi untuk mempelajari dan pengumpulan bahan keterangan -pulbaket- kronologisnya seperti apa," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu Said Jauhari, Rabu 17 April, disitat Antara.
BKSDA Bengkulu menurunkan tim untuk menindaklanjuti laporan terkait adanya seorang warga Desa Tanah Harapan, Kecamatan Kota Mukomuko, meninggal dunia karena diserang buaya muara saat mencari ikan lokan di Sungai Selagan pada Senin 15 April.
Ia menjelaskan, pihaknya akan mengambil langkah-langkah strategis seperti apa penanganannya, apa perlu dilakukan evakuasi buaya yang ada konflik dengan manusia melibatkan pihak terkait masyarakat dan desa.
Terkait dengan peristiwa yang terjadi di Kabupaten Mukomuko, ia mengatakan, tidak ada visum apakah benar itu digigit oleh buaya atau yang bersangkutan tenggelam, belum dapat informasi secara utuh dari rumah sakit dan puskesmas yang menyatakan korban digigit oleh buaya.
Ia mengatakan, kalau itu memang benar karena digigit buaya, berarti ada masyarakat yang sudah kita dua kali diberikan imbauan namun tidak ditanggapi oleh masyarakat.
"Kita menyampaikan informasi di sana ada buaya di sungai itu, untuk itu warga lebih berhati-hati karena di situ habitat buaya lubuk buaya," katanya.
BACA JUGA:
Karena itu, lanjut dia, masyarakat harus arif menggunakan badan sungai untuk aktivitasnya agar tidak terulang kembali, tetapi kenyataannya terulang kembali peristiwa tahun 2022 juga pernah ada korban.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mukomuko Ahmad Hidayat Syah mengatakan, korban ini bernama Ide Suprianto (27) asal Desa Sari Bulan, Kecamatan Air Dikit yang menikah dengan warga Desa Tanah Harapan.
"Korban meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan," katanya.
Ia mengatakan, saat itu korban bersama enam orang rekannya sedang mencari ikan lokan di Sungai Selagan. Korban sempat hilang selama dua jam di sungai tersebut, setelah itu rekan korban bersama dengan warga lainnya menemukan korban di pinggir sungai tersebut.