JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengatakan pembayaran ganti rugi untuk warga yang rumahnya terkena dampak ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya, Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat masih berlangsung.
"Ganti ruginya kan sudah jalan. Kita lihatlah memang kemarin yang saya lihat ada orang yang mengungsi karena takut bukan karena rusak berat," kata Maruli saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dilansir ANTARA, Jumat, 5 April.
Maruli tidak merinci berapa kepala keluarga (KK) yang mendapat ganti rugi dari pihak TNI. Dia juga tidak merinci berapa rata-rata biaya ganti rugi yang dikeluarkan TNI.
Dia hanya memastikan hingga saat ini proses ganti rugi masih berlangsung. "kita sudah pilah pilih mana yang rusak rusak kita coba perbaiki," kata Maruli singkat.
Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mencatat sebanyak 31 rumah mengalami kerusakan terdampak ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya.
"Data sementara ada 31 rumah yang terdampak berupa kaca pecah, plafon retak, atap retak/bolong," ungkap Penjabat (Pj) Bupati Bogor Asmawa Tosepu usai melakukan asesmen langsung ke lokasi terdampak di Gunung Putri, Minggu (31/3).
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Bogor memiliki waktu 14 hari dalam melakukan asesmen mulai dari menghitung jumlah rumah yang rusak, upaya koordinasi hingga menentukan langkah-langkah penanganan.
BACA JUGA:
Asmawa mengungkapkan Pemerintah Kabupaten Bogor berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat untuk melakukan penanganan terhadap rumah yang rusak.
"Tentu akan didata terlebih dahulu lalu dikoordinasikan dengan Pemerintah Pusat dan Pemprov Jabar untuk tindak lanjut penanganan," ujar Asmawa.
Sementara, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyebut rumah warga yang terdampak akibat kebakaran Gudmurah akan diberikan ganti rugi.
"Ya tentunya nanti kami akan data, akan disisir oleh aparat teritorial yang sekarang sudah bekerja. Nanti apabila ada kerusakan di rumah masyarakat, kami akan ganti," ungkap Agus.