Bagikan:

JAKARTA - Viral di media sosial video yang memperlihatkan sekelompok pemuda menjadi Pak Ogah dengan meminta bayaran kepada sepeda motor di dekat gedung DPR RI arah Palmerah.

Namun, bukan minta uang karena mengatur lalu lintas di U-turn atau persimpangan, mereka memungut bayaran kepada sepeda motor yang hendak naik melintasi trotoar.

Menanggapi hal ini, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menegaskan praktik tersebut tidak benar, baik pemuda yang menjadi pak ogah maupun pengguna sepeda motor yang naik ke trotoar.

"Kalau ketauan nanti saya suruh Dishub sama trantib (Satpol PP) nangkep. Enggak bener, dong!" kata Heru ditemui di Jakarta Utara, Kamis, 28 Maret.

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan bahwa desain trotoar yang akses masuknya rendah dibuat untuk memudahkan pejalan kaki.

Namun, Syafrin menegaskan bahwa pihaknya akan mencari sekelompok pemuda tersebut untuk dilakukan penertiban.

5
tankapan layar @faktajakarta

"Untuk penertiban pak ogah yang menyalah guunakan pemanfaatan trotoar tersebut, saya sudah berkoordinasi dengan Kasatpol PP untuk dilakukan penertiban," ucap Syafrin.

Dalam video yang diunggah akun Instagram fakta.jakarta, tampak akses pejalan kaki yang akan menuju trotoar ditutup oleh pembatas atau barrier oleh para pemuda tersebut.

Ketika ada sepeda motor yang hendak naik ke trotoar, barrier tersebut dibuka. Pemuda yang berjaga di tepi trotoar lalu menadahkan tempat untuk pengguna sepeda motor menaruh uang "jasa" tersebut.

Mirisnya, para pejalan kaki yang ingin menggunakan trotoar harus mengalah dan berjalan di pinggir karena terhalang sepeda motor yang melintas.