Bagikan:

JAKARTA - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengaku menghormati hasil Pemilu 2024. Namun, Syaikhu memandang pelaskanaan kontestasi demokrasi ini dicoreng oleh dugaan pelanggaran.

“kami merasa perlu memberikan catatan atas proses Pemilu yang baru saja berlangsung. Proses ini, sayangnya, penuh dengan drama dan ketegangan yang merusak sendi-sendi demokrasi,” kata Syaikhu dalam keterangannya, dikutip Minggu, 24 Maret.

Syaikhu menyebut bahwa praktik politik uang atau money politik masih banyak dilakukan sebelum hari pencoblosan. Namun, Syaikhu tak menyebutkan pihak mana yang masih melakukannya.

“Kami tidak bisa mengabaikan fakta bahwa money politics, praktik politik yang melibatkan uang dan kekayaan telah menjadi sebuah kewajaran umum dalam mengarahkan pilihan,” tutur.

Syaikhu juga menyoroti masih banyaknya pelanggaran etika oleh KPU dan Bawaslu, sebagai penyelenggara Pemilu, sehingga mendapatkan sanksi-sanksi keras dari Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Lebih lanjut, PKS mengaku menghormati rapat pleno terbuka Hasil Pemilu 2024 yang diselenggarakan oleh KPU. Namun, PKS tak mau mengucapkan selamat kepada Presiden-Wakil Presiden terpilih 2024 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

PKS masih menunggu proses yang berjalan hingga hasil sidang sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

"Ya memang tahapannya kan harus begitu. Setelah pemilihan, penghitungan, penetapan. Tapi kan masih ada ruang bagi mereka-mereka yang tidak puas dan mempunyai bukti di MK. Ya kita ucapkan selamat dalam tahap hitungan KPU dengan tetap ada ruang MK," ujar politikus PKS Jazuli Juwaini beberapa waktu lalu.

Jazuli menuturkan, PKS akan menerima hasil Pilpres 2024 apabila dugaan-dugaan kecurangan terkait pencoblosan dituduhkan tidak terbukti di MK. PKS, kata dia, akan legowo menerima kekalahan Paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang diusung Koalisi Perubahan.

"Kalau tidak ada argumen dan bukti yang kuat kita memang harus (terima). Dalam pemilu ini kan pasti ada yang menang, pasti ada yang kalah. Maka sebagai orang yang menganut paham demokrasi ya harus menerima kemenangan, harus menerima kekalahan," kata Jazuli.