JAKARTA - Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan, paket bantuan besar Amerika Serikat yang telah diblokir oleh Partai Republik selama berbulan-bulan akan "sampai ke Ukraina", berjanji dukungan Washington akan terus berlanjut, saat ia mengunjungi Kyiv Hari Rabu.
Bantuan penting Negeri Paman Sam untuk Ukraina tertahan di Kongres sejak akhir tahun lalu, menambah tekanan pada pasukan Ukraina yang sudah kalah persenjataannya, untuk melawan musuh yang memiliki persenjataan lebih lengkap dan jumlah pasukan lebih besar, saat invasi Rusia memasuki tahun kedua.
"Dari sudut pandang kami, kami yakin kami akan menyelesaikannya. Kami akan mengirimkan bantuan ini ke Ukraina," kata Sullivan pada konferensi pers bersama setelah bertemu dengan Kepala Staf Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak, melansir Reuters 21 Maret.
Kendati tidak memberikan batas waktu sampainya bantuan tersebut, namun Sullivan mengatakan tidak perlu membicarakan "rencana B", dan tampaknya menolak gagasan bantuan tersebut dapat diberikan dalam bentuk pinjaman.
"Saya yakin bahwa kita akan mencapai "rencana A". Kita akan mendapatkan suara bipartisan yang kuat di DPR untuk paket bantuan bagi Ukraina, dan kita akan menyalurkan dana tersebut sebagaimana mestinya," katanya.
Sullivan mengatakan prosesnya "sudah memakan waktu terlalu lama".
Sementara itu, Yermak mengatakan mereka membahas kebutuhan medan perang Ukraina saat ini, jelang pertemuan puncak aliansi militer NATO di Washington pada Bulan Juli dan pertemuan puncak perdamaian di Swiss yang diinginkan Kyiv pada musim semi ini.
Ukraina tidak berencana mengundang Rusia ke pertemuan puncak tersebut, yang bertujuan untuk membangun visi perdamaian Presiden Volodymyr Zelensky. Cetak birunya membayangkan penarikan penuh pasukan Rusia yang dianggap tidak dapat dilakukan oleh Moskow.
Sebaliknya, dalam kesempatan yang sama, Yermak mengatakan yakin China, yang utusan seniornya bulan ini melakukan tur ke ibu kota Eropa, termasuk Kyiv dan Moskow, dapat mengambil bagian dalam pertemuan puncak tersebut.
Tiongkok, kekuatan ekonomi nomor dua di dunia, dipandang sebagai sekutu Rusia dan memiliki hubungan ekonomi yang mendalam dengan Moskow. Partisipasi Rusia dalam KTT tersebut akan dilihat sebagai kemenangan diplomatik besar bagi Ukraina.
BACA JUGA:
"Kunjungan terakhir perwakilan khusus Tiongkok memberikan harapan bahwa Tiongkok juga akan berpartisipasi dalam proses ini," ungkap Yermak.
Diketahui, pasukan Rusia menduduki lebih dari seperenam wilayah Ukraina dan kembali melancarkan serangan, setelah berhasil mengatasi serangan balasan Ukraina tahun lalu.
Moskow telah bergerak maju di wilayah timur ketika pasukan Ukraina menghadapi kekurangan artileri, masalah sumber daya manusia dan tanda tanya mengenai kedalaman dan kekuatan benteng pertahanan mereka.