Bagikan:

JAKARTA - Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim membantah anggapan mundurnya Ratu Ngadu Bonu Wulla, caleg yang memperoleh suara terbanyak dari partainya dari daerah pemilihan (dapil) NTT II karena dipaksa.

Hermawi menegaskan, Ratu Wulla mundur karena keinginan dirinya sendiri. DPP Partai, kata Hermawi, hanya mengirimkan surat pengunduran diri tersebut kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Ditulis itu atas kemauan sendiri, dengan penuh kesadaran dan segala macam. Kalau ingin tahu lebih detail, ke KPU, suratnya di KPU," kata Hermawi ditemui di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Jumat, 15 Maret.

Hermawi menyebut, Ratu yang awalnya menemui Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya sebagai caleg yang telah dibuatnya.

"Beliau datang didampingi suaminya membawa surat pengunduran diri, bertemu lalu suratnya saya yang nerima, lalu masuk ke dalam bertemu Bapak (Surya Paloh)," ujar Hermawi.

Kabar pengunduran diri Ratu Wulla sebagai caleg Partai NasDem mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, perolehan suara Ratu sudah mengungguli mantan Gubernur NTT Viktor Laiskodat, yang maju dengan nomor urut 1.

 

Viktor mendulang 65.359 suara, sementara Ratu yang duduk di nomor urut 5 berhasil mengantongi 76.331 suara.

Keputusan Ratu Wulla untuk mundur memberikan jalan bagi Viktor melenggang ke Senayan. Padahal jika tidak, Ratu bisa kembali lolos parlemen setelah menempati posisi ketiga secara keseluruhan perolehan suara terbanyak di Dapil NTT II.

Namun, Hermawi meminta semua pihak untuk tak berspekulasi bahwa mundurnya Ratu Wulla merupakan skenario untuk meloloskan Viktor ke senayan.

"Saya enggak tahu juga. Belum ditetapkan oleh KPU. Pak Victor salah satu calon, tapi ya belum pasti juga Pak Victor," ungkap Hermawi.

"Sekarang hasil rekapitulasi manual belum pasti kan? Dari mana juga kita tahu Ibu Ratu calon jadi. Kan belum ada. Yang ada kan baru hasil sementara," lanjutnya.