Sekber F-PDR: Pemilu 2024 Praktik Nyata Presiden Jokowi Abuse of Power
F-PDR (Foto:Wardhany Tsa Tsia/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretariat Bersama Forum Penyelamat Demokrasi dan Reformasi (Sekber F-PDR) menyebut Pemilu 2024 adalah bukti nyata penyalahgunaan jabatan yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia dianggap berpihak pada pasangan nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Hal ini disampaikan Sekretaris Eksekutif F-PDR Rudy S. Kamri dalam acara peresmian pada hari ini, Sabtu, 9 Maret. Sejumlah tokoh hadir seperti Anggota DPR Fraksi PDIP TB Hasanuddin, eks Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal (purn) TNI Agus Supriatna, dan Mantan KSAL Laksamana (Purn) TNI Bernard Kent Sondakh.

Kemudian ikut serta juga pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie, budayawan M. Sobary, Laksamana Madya (Purn) TNI Agus Setiadji, dan tokoh muda seperti Seno Bagaskoro dan Anggi Pasaribu.

"Sekber F-PDR menyatakan bahwa Pemilu 2024 adalah praktik nyata dari abuse of power yang dilakukan Presiden Jokowi baik cara secara langsung maupun tidak langsung, dan nyata-nyata berpihak pada paslon 02, terutama keterlibatan anak kandungnya Gibran Rakabuming,” kata Rudy saat membacakan deklarasi di Kantor Sekretariat F-PDR, Menteng, Jakarta Pusat.

“Pemilu 2024 adalah pemilu paling buruk dan paling brutal karena melibatkan alat-alat negara dan sumber daya negara," sambungnya.

Rudy berharap hadirnya forum ini bisa menjadi wadah untuk mewujudkan tata negara dan tata pemerintahan. “Yang ditandai dengan sikap kenegarawanan pemimpin untuk berani melawan nepotisme, kolusi, dan korupsi,” tegasnya.

Dia mengajak semua pihak bergabung dalam mimbar bebas ini. Sekretariat, sambung Rudy, nantinya akan menjadi pusat koordinasi, komunikasi, dan perlawanan secara terukur dengan jalan hukum, politik, kebudayaan, dan pergerakan rakyat.

“Berkaitan dengan hal tersebut, maka Front Penyelamat Demokrasi dan Reformasi akan mengadakan Mimbar Bebas di Rumah Perjuangan ini,” ujar Rudy.

“Mimbar Bebas ini akan menjadi pusat penyampaikan keprihatinan atas matinya demokrasi Indonesia dan mengundang seluruh pihak untuk menyampaikan pidato politiknya di dalam menyikapi berbagai persoalan umat, bangsa, dan negara,” pungkasnya.