Politikus NasDem Sebut PDIP Bagus Jadi Oposisi, Golkar Biasa Main Aman
Politikus Partai NasDem Irma Suryani/FOTO: Wardhany Tsa Tsia-VOI

Bagikan:

JAKARTA - Politikus Partai NasDem Irma Suryani menyebut PDI Perjuangan (PDIP) cocok menjadi oposisi tapi kurang saat menjadi penguasa. Ia melihat rekam jejak partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut.

Hal ini disampaikan Irma saat menjadi panelis diskusi ‘Konsolidasi untuk Demokrasi Pasca Pemilu 2024: Oposisi atau Koalisi?’ di Auditorium Juwono Sudarsono Fisip UI, Depok, Kamis, 7 Maret. Acara tersebut dihadiri Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. 

“PDIP ini bagusnya jadi oposisi, tapi ketika dia menang dia engga bagus. karena ketika dia menang, dia diam seperti kura-kura,” kata Irma. 

“Ketika dia (PDIP, red) kalah, baru dia menjadi betul-betul menjadi wong cilik, itu pendapat saya,” sambungnya.

Meski begitu, PDIP disebutnya lebih berani mengambil opsi menjadi oposisi dibanding Partai Golkar. Katanya, partai yang diketuai Airlangga Hartarto itu lebih sering main aman dan memilih selalu gabung dengan pemerintah.

“Golkar pernah enggak jadi oposisi? Enggak pernah, di dalam terus kok. Maunya aman-aman saja,” tegasnya.

 

Irma mengingatkan pada pemilu berikutnya masyarakat harus memilih partai berdasarkan rekam jejaknya. Jangan sampai ada anggota dewan yang punya rekam jejak buruk masuk ke parlemen.

Selain itu, partai yang pragmatis melegalkan berbagai cara untuk mendapat suara harus jadi perhatian masyarakat. “Jangan pilih calon-calon anggota dewan yang dari oligarki politik,” ungkapnya.

“Jangan endorse pengusaha kotor untuk masuk di parlemen, jangan endorse peleceh seksual, pecandu narkoba, koruptor. semua masuk," pungkas Irma.