JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, menekankan menjaga perdamaian bukanlah sekadar tugas biasa, tetapi menjadi misi yang hanya dapat diemban oleh tentara.
Menurut Panglima TNI, ketegangan yang meningkat di perbatasan Israel dan Palestina sejak 7 Oktober 2023 berdampak pada situasi di Lebanon Selatan.
Konflik antara militer Israel, IDF, dan Hizbullah memanas di Blue Line, yang dapat memperburuk ketegangan dan eskalasi konflik di Timur Tengah, termasuk konflik Israel-Hizbullah.
"Oleh karena itu, prajurit harus terus memantau perkembangan situasi di daerah misi," kata Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Bambang Ismawan membacakan amanat Panglima TNI tersebut saat memimpin upacara pemberangkatan Satgas TNI Konga bersama Milstaff Seceast UNIFIL Tahun 2024 di Plaza Mabes TNI, Jakarta, pada Kamis 29 Februari.
BACA JUGA:
Dia mengatakan, Panglima TNI menegaskan pentingnya faktor keamanan dalam melaksanakan tugas di daerah misi, mengikuti SOP yang berlaku, dan melaporkan perkembangan situasi secara berkala.
"Jika ancaman semakin meningkat dan perlu meninggalkan daerah operasi, terapkan Rencana Kontijensi yang telah disiapkan oleh pihak UN," ujarnya.
Satgas TNI yang akan diberangkatkan hari ini termasuk Satgas Yonmek TNI Konga XXIII-R UNIFIL (850 orang), Satgas FHQSU TNI Konga XXVI-O UNIFIL (115 orang), Satgas CIMIC TNI Konga XXXI-N UNIFIL (7 orang), Satgas MCOU TNI Konga XXX-N UNIFIL (18 orang), Satgas MPU TNI Konga XXV-P UNIFIL (40 orang), Satgas Hospital TNI Konga XXIX-O UNIFIL (9 orang), dan Satgas Milstaff Seceast TNI Konga UNIFIL (11 orang).