JAKARTA - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyatakan bayi gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) yang dievakuasi setelah terjebak dalam kubangan lumpur di Kecamatan Tiro, Kabupaten Pidie, mulai membaik.
Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto mengatakan, bayi gajah tersebut kini masih dirawat di Pusat Konservasi Gajah (PKG) di Saree, Kabupaten Aceh Besar.
"Bayi gajah masih dirawat intensif. Bayi gajah itu sebelum dalam kondisi kritis dan lemah, kini perlahan mulai bertenaga. Walau belum bisa dikatakan pulih benar, namun kondisi kesehatannya perlahan membaik," kata Agus Arianto di Banda Aceh dilansir Antara, Jumat, 26 Februari.
Agus Arianto menyebutkan saat dievakuasi dari kubangan lumpur kaki depan bayi gajah mengalami dislokasi. Sedangkan kaki belakang mengalami kelumpuhan. Begitu juga dengan mata kiri mengalami gangguan.
"Kaki kiri yang mengalami dislokasi sedang diobati, walau belum dilakukan reposisi. Sedangkan dua kaki yang lumpuh kini sudah mulai ada pergerakan," kata Agus Arianto.
BACA JUGA:
Dia mengatakan tim medis terus berupaya memulihkan bayi gajah tersebut, sehingga bisa dilepasliarkan kembali ke habitatnya. Optimisme itu harus ada, walau membutuhkan waktu memulihkan bayi satwa dilindungi tersebut. "Kemungkinan pelepasliaran bayi gajah ini tetap ada. Namun, kini tim medis memfokuskan pemulihan kondisi fisik bayi gajah tersebut," kata Agus Arianto menyebutkan.
Sebelumnya, BKSDA Aceh bekerja sama mitra mengevakuasi satu individu bayi gajah sumatera yang terjebak di kubangan lumpur di Kecamatan Tiro, Kabupaten Pidie.
Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto mengatakan evakuasi dilakukan setelah masyarakat mengeluarkan bayi gajah tersebut dari kubangan lumpur di Desa Panton Bunot.
"Bayi gajah tersebut diperkirakan terjebak di kubangan lumpur sudah berhari-hari. Kemudian, masyarakat berhasil mengeluarkannya di kubangan dan selanjutnya menginformasikannya kepada kami," kata Agus Arianto.
Dari informasi tersebut, kata Agus Arianto, BKSDA menurunkan tim terdiri dari dokter hewan, Pusat Kajian Satwa Liar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, dan Pusat Konservasi Gajah (PKG) Saree, Aceh Besar.
"Kondisi bayi gajah saat penanganan tim sangat lemah dan kritis. Bayi gajah tersebut berkelamin betina, usia diperkirakan sekitar tiga minggu dengan berat kurang lebih 85 kilogram," kata Agus Arianto.
Selanjutnya, kata Agus Arianto, bayi gajah tersebut dievakuasi ke PKG Saree untuk penanganan medis lebih lanjut. Sebab, berdasarkan pemeriksa awal tim medis, kondisi bayi gajah tersebut lemah dan kritis.
Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut termasuk rontgen, kata Agus Arianto, diketahui kaki kiri depan bayi gajah mengalami dislokasi. Sedangkan kedua kaki belakang mengalami paralisa atau kelumpuhan, sehingga bayi gajah tersebut tidak bisa berdiri.
"Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Camat Tiro dan masyarakat Panton Bunot serta para pihak terkait lainnya yang telah menyelamatkan bayi gajah sumatra tersebut," kata Agus Arianto.