Bagikan:

JAKARTA - Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) dan sekitarnya diguyur hujan abu vulkanik Gunung Marapi yang kembali mengalami erupsi Minggu dini hari, 18 Februari. Selain letusan, gunung berstatus siaga itu juga terus mengalami hembusan hingga kini.

"Hujan abu sudah terjadi sejak malam, namun ketebalannya baru terlihat di pagi hari menjelang siang. Pandangan terganggu, bahkan mengakibatkan batuk," kata seorang warga Bukittinggi Farid (35), ANTARA, Minggu, 18 Februari.

Hujan abu lebih terasa bagi warga di daerah lereng Gunung Marapi yang hanya bisa berdoa berharap gunung setinggi 2.891 mdpl itu kembali normal.

"Di Bukit Batabuah hujan abu lebih terasa pekat. Ketebalannya lebih parah dari yang terasa di Kota Bukittinggi, saat ini kami hanya bisa berdoa," kata Wali Nagari atau Kepala Desa Bukit Batabuah, Kabupaten Agam Firdaus.

Dari pantauan di Kecamatan Ampek Angkek, Canduang dan Sungai Pua, yang merupakan daerah terdekat dari kawah Marapi, warga banyak memakai masker dan membersihkan pekarangan dan kendaraannya dari sisa abu.

"Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut guna menghindari infeksi saluran pernapasan atas (Ispa)," kata Petugas Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi, Ahmad Rifandi.

Ia mengimbau warga melengkapi peralatan lain untuk melindungi mata dan kulit. "Selain itu, juga mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh," kata Ahmad.

Hingga Minggu, PGA mencatat jumlah letusan Gunung Marapi sebanyak 169 kali dengan hembusan abu vulkanik dari puncak mencapai 1.315 kali.