Bagikan:

JAKARTA - Sejak penyebaran coronavirus atau COVID-19, Pemprov DKI Jakarta berusaha keras untuk mencegah kasus penularan virus itu di ibu kota. Pemprov juga telah memetakan sejumlah lokasi yang dirasa berisiko tinggi terkontaminasi virus corona, salah satunya di transportasi publik Kereta Rel Listrik (KRL).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga tidak menampik, jika moda transportasi memiliki risiko tinggi dalam penularan virus corona. Oleh karenanya, Anies sedang mempersiapkan sejumlah langkah mitigasi yang bertujuan membangun kewaspadaan masyarakat.

"Jadi yang disampaikan itu(presentasi rapat tertutup) bukan bahwa saat ini ada kasus, bukan. Tapi bahwa saat ini kita punya potensi risiko-risiko, salah satunya adalah transportasi, tapi juga yang aspek-aspek lain," kata Anies di Balai Kota, Rabu, 11 Maret

Pernyataan risiko tinggi penularan corona di KRL dengan rute Bogor-Depok-Jakarta Kota, kata Anies, dihimpun dari data sebaran orang-orang dalam pemantauan, data pasien dalam pengawasan, kemudian dibentuk pemetaan lokasi yang berpotensi tinggi. 

Namun, sekarang sudah bukan waktunya untuk menyesalkan lokasi khususnya fasilitas publik yang memiliki risiko tinggi penyebaran virus yang sedang mewabah di seluruh dunia tersebut. Yang ada, semua pihak malah dihantui ketakutan ketika bepergian ke luar rumah. 

"Intinya adalah, kenapa tadi dikumpulkan seluruh jajaran, baik kepala OPD maupun pimpinan BUMD, untuk menyampaikan semua potensi risiko sehingga jajaran bisa mengambil langkah-langkah mitigasi," ucap dia. 

Terpisah, Humas PT Kereta Commuter Indoensia (KCI) Anne Purba membenarkan bahwa KRL memiliki potensi tinggi penyebaran virus corona. Khususnya pada pengguna lintas Bogor/Depok menuju Jakarta Kota/Angke/Jatinegara yang mengangkut 546.420 pengguna atau 69 persen dari keseluruhan pengguna KRL per hari. 

Namun, kata Anne, tentu ada upaya preventif yang dilakukan oleh KCI. Sejak 3 Februari 2020, KCI telah melakukan berbagai upaya edukasi untuk mencegah penyebaran virus corona. 

"Hingga saat ini KCI telah memberikan edukasi cuci tangan yang benar, dan membagikan masker kepada pengguna di 36 stasiun," ungkap Anne saat dikonfirmasi VOI

Kemudian, KCI menyediakan lebih dari 700 botol hand sanitizer untuk 88 rangkaian kereta dan 80 stasiun. Mereka juga rutin membersihkan seluruh rangkaian kereta seusai beroperasi dengan menggunakan cairan pembersih yang mengandung disinfektan.

"Kami turut pos kesehatan di 30 stasiun KRL yang dapat memberikan pertolongan pertama jika pengguna mengalami masalah kesehatan. Di pos ini, pengguna juga dapat mengukur suhu tubuh, mendapatkan masker, hingga obat-obatan. Bila tidak dapat ditangani, petugas kesehatan akan merujuk pengguna ke rumah sakit terdekat," tutur dia. 

Tentu, upaya pencegahan infeksi virus asal negeri China tersebut juga perlu dilakukan oleh masyarakat dan pengguna transportasi publik itu sendiri. Kepada penumpang KRL, KCI mengimbau untuk tidak meludah sembarangan di stasiun maupun kereta, menggunakan masker saat sedang sakit, batuk, pilek, maupun dalam masa penyembuhan. 

"Penumpang kami imbau untuk menjaga kebersihan, antara lain mencuci tangan dengan benar, serta memeriksakan diri ke pos kesehatan bila merasa kurang sehat," pungkasnya.