LUMAJANG - Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur kembali erupsi dengan letusan setinggi 700 meter di atas puncak Mahameru.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada 16 Februari 2024, pukul 17.20 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 meter di atas permukaan laut," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Sigit Rian Alfian dilansir ANTARA, Jumat, 16 Februari.
Menurutnya kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut dan erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 144 detik.
Sebelumnya gunung tertinggi di Pulau Jawa itu mengalami erupsi pada Jumat pukul 16.37 WIB, namun ketinggian letusan tidak teramati dan erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 127 detik.
Untuk laporan aktivitas kegempaan Gunung Semeru pada Jumat periode pukul 12.00-18.00 WIB tercatat sebanyak 18 kali gempa letusan dengan amplitudo 10-23 mm, dan lama gempa 52-144 detik.
Kemudian dua kali gempa guguran dengan amplitudo 2-3 mm dan lama gempa 51-70 detik, dan 7 kali gempa embusan dengan amplitudo 3-6 mm, dan lama gempa 35-46 detik.
Gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu masih pada status Siaga atau Level III, sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
BACA JUGA:
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.