Bagikan:

JAKARTA - Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk serangan yang dilakukan militer Israel ke rumah sakit di Khan Younis, kata juru bicara Stephane Dujarric.

"Kami tegaskan sekali lagi, rumah sakit harus dijaga agar tetap bebas dari pertempuran, tidak boleh menjadi sasaran aksi militer apapun, segala jenis aksi militer di rumah sakit harus dikutuk," kata Dujarric, melansir CNN 16 Februari.

Diberitakan sebelumnya, pasukan khusus Israel menggerebek Rumah Sakit Nasser di Gaza selatan pada Hari Kamis, satu-satunya rumah sakit terbesar yang masih berfungsi di wilayah itu setelah mengepung fasilitas tersebut selama berhari-hari.

Israel Defense Forces (IDF) mengatakan, mereka "menangkap sejumlah tersangka" di rumah sakit, dan menambahkan bahwa operasi masih berlangsung.

Juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan mereka memiliki "informasi intelijen yang dapat dipercaya dari sejumlah sumber, termasuk dari para sandera yang dibebaskan," bahwa Hamas sebelumnya pernah menyandera di rumah sakit tersebut, dengan jenazah para sandera yang meninggal mungkin ada di rumah sakit tersebut.

Kendati demikian, pihak militer Israel tidak merilis bukti tersebut secara terbuka.

Laksda Hagari mengklaim, "teroris Hamas kemungkinan besar bersembunyi di belakang warga sipil yang terluka di dalam Rumah Sakit Nasser saat ini," mengatakan operasi tersebut akan dilakukan "tepat dan terbatas."

"Operasi sensitif ini dipersiapkan dengan tepat dan dilakukan oleh pasukan khusus IDF yang menjalani pelatihan khusus," ungkap Laksda Hagari, mengutip Reuters.

Di sisi lain, kelompok militan Hamas membantah tudingan mereka beroperasi di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.

"Hamas tidak punya urusan di rumah sakit," jelas Muhammad Nazzal, anggota Biro Politik Hamas.

Sementara, juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza Ashraf Al-Qidra mengatakan: "Pendudukan Israel menyerbu Kompleks Medis Nasser dan mengubahnya menjadi barak militer setelah menghancurkan tembok selatan dan masuk dari sana."

Buldoser militer Israel sedang menggali kuburan massal yang telah digali di dalam tembok kompleks, kata Dr. Al-Qidra.

Diketahui, operasi pasukan khusus Israel ini terjadi sehari setelah ratusan warga sipil dipaksa oleh pasukan Israel untuk meninggalkan rumah sakit, yang mereka gunakan sebagai tempat berlindung.