JAKARTA - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi digaplok orang dengan gangguan jiwa sebanyak dua kali. Hal ini diposting dalam laman instagramnya, dedimulyadi71, Kamis, 25 Februari.
Saat dikonfirmasi VOI, Dedi Mulyadi membenarkan hal tersebut. Kejadiannya berlangsung di Desa Pucung, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Minggu, 21 Februari lalu. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Awalnya, Dedi mengaku mendapatkan informasi dari media sosial bahwa ada seorang ibu yang meminta tolong karena anaknya dianiaya 12 orang tak dikenal. Usut punya usut, anak yang dianiaya bernama Raihan dan memiliki seorang ayah bernama Iwan yang memiliki gangguan Jiwa.
Ibu dari Raihan rupanya sudah meninggal dunia saat usianya 8 tahun. Dedi pun berangkat ke Rumah Sakit Purwakarta, tempat Raihan dirawat setelah dianiaya oleh 12 orang itu. Dari mulut sang anak, barulah Dedi mengetahui kalau dia dijebak pelaku.
"Jadi sama orang tak dikenal Raihan diajak jalan ke satu tempat, kemudian disuruh manjat pagar. Sandalnya dilemparin ke warung ketika dia naik manjat pagar ngambil sandal di bawah ketahuan sama yang punya warung. Disangka sedang mencuri, tapi yang mau mencuri itu adalah orang yang tidak dikenal. Akhirnya digebukin dan di bawa ke rumah sakit. Dari sinilah saya mendengar cerita soal Iwan," kata Dedi.
BACA JUGA:
Dari mulut Raihan baru diketahui kalau ayahnya mengalami gangguan jiwa. Dedi pun berangkat menemui sang ayah di Desa Pucung. Sebelum berangkat Dedi memang telah berniat untuk memasukan Reihan dan sang adik bernama Yusuf Fadilah ke Pondok Pasantren Cireog wilayah Purwakarta.
Keberangkatan Dedi ke tempat Iwan untuk meminta izin memasukan kedua buah hatinya ini ke Ponpes Cireog Purwakarta.
"Bapaknya memang awalnya ketemu dengan saya terus bilang, 'kepala kamu saya bocorin.' Nah saya bilang, saya ajak ngobrol dan bisa dilihat dari postingan saya, dia bisa berubah jadi baik, ngobrol sama saya. Sampai dia bilang kalau uang yang saya titipkan ke dia akan digunakan untuk anaknya di pasantren," terang Dedi.
Nah, Dedi lalu mengutarakan keinginannya memasukan anak Iwan ke Cireok. "Ini anaknya saya minta izin," kata Dedi.
"Ini mah anak aing (anak saya). Kenapa ngomongnya keras-keras sakit nih telinga saya,"jawab Iwan ditirukan Dedi.
Dedi lantas menjelaskan ulang dengan suara yang dipelankan.
"Ketika saya pelanin ngomongnya, beda lagi ngomongnya (Iwan). Terlalu pelan enggak kedengaran. Baru dia nampar ke muka saya ya namanya orang gangguan kejiwaan ya ketika saya di tampar kan saya sudah biasa nanganin. Ketika saya ditampar saya tenang aja," terang Dedi.