JAKARTA - Wakil Kapten Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies-Muhaimin (AMIN), Sudirman Said, mengatakan dengan adanya putaran kedua Pilpres 2024, diyakini akan menurunkan tensi pertarungan politik.
Menurut Sudirman, peralihan kekuasaan terbaik terjadi pada Pilpres 2004 dan 2009, karena walaupun kontestan banyak, tetapi konsolidasi bisa terjadi antara pasangan calon, sehingga tensi pertarungan politik bisa lebih kondusif.
"Saya punya harapan tetap dua putaran, karena dengan putaran kedua akan memberi tempat atau kesempatan untuk melakukan konsolidasi ulang dan juga bisa menurunkan tensi politik," kata Sudirman dalam diskusi dikutip ANTARA, Rabu, 7 Februari.
Dia menjelaskan, Pilpres 2024 dengan satu putaran berpotensi akan memperuncing dugaan adanya keberpihakan oknum penyelenggara pemilu dan penguasa yang berpihak kepada salah satu pasangan calon.
Sudirman menjelaskan, dengan adanya konsolidasi saat putaran kedua, distorsi kompetisi bisa didinginkan melalui kompromi konstruktif untuk kepentingan nasional.
Sudirman mengatakan, gonjang-ganjing penyelenggaraan pemilu tahun ini dinilai kurang demokratis oleh banyak pihak, seperti akademisi dan media mainstream atau arus utama.
"Dari tujuh presiden Indonesia sebenarnya sudah saling melengkapi, tetapi di ujung kekuasaan saat ini punya catatan yang kurang mengenakkan," imbuhnya.
BACA JUGA:
Menurut Sudirman, permasalahan etika dan moral politik yang melibatkan petinggi negara, dianggap sebagai pemicu tergerusnya kualitas demokrasi di Indonesia, sehingga harus diperbaiki.
Ketua Dewan Penasihat FDN, Ilham Akbar Habibie, mengatakan diskusi yang mempertemukan perwakilan dari peserta pilpres hari ini, sebagai bentuk kontribusi masyarakat sipil yang peduli dengan penegakan demokrasi di Indonesia.
Ia menilai, semua pihak harus bekerja sama menjaga marwah demokrasi, sehingga menciptakan iklim yang kondusif untuk perkembangan Indonesia ke depan.
"Semua pihak harus bersama-sama memastikan kualitas demokrasi selalu lebih baik dan tidak ada kemunduran. Namun, itu tidak bisa terjadi dengan sendirinya dan butuh partisipasi aktif untuk mewujudkannya," kata putra sulung Presiden ke-3 RI, B.J Habibie itu.