Kritik Terhadap Vaksin Nusantara Mantan Menkes Terawan Hal Lumrah, DPR: Catatan untuk Menyempurnakan Penelitian
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay mendukung pengembangan Vaksin Nusantara sebagai vaksin lokal buatan anak bangsa.

Dia berharap vaksin ini bisa menutupi kebutuhan dalam negeri setelah mendapat izin penggunaan BPOM.

Vaksin Nusantara merupakan vaksin yang dikembangkan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Vaksin ini telah melewati uji klinis tahap dua. "Karena kebutuhan vaksin dalam negeri itu besar sekali," ujar Saleh kepada wartawan, Kamis, 25 Februari.

Saleh menilai, perkembangan Vaksin Nusantara yang memasuki tahap uji klinis fase kedua sudah cukup baik sebab ada pergerakan yang signifikan dari penelitian tersebut. 

"Karena itu perlu untuk dilanjutkan," kata legislator asal Sumatera Utara itu.

Menyoal adanya kritik terhadap proses pengembangan Vaksin Nusantara, Saleh menganggap wajar. Dia berharap kritikan bisa menjadi masukan untuk menyempurnakan penelitian vaksin.

"Kritiknya kita berharap memberikan solusi dan memberikan catatan yang dapat menyempurnakan dari penelitian yang sedang dilakukan," kata Mantan ketua umum Pemuda Muhammadiyah itu.

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan (Korekku) Sufmi Dasco Ahmad telah mengunjungi Kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Rabu, 24 Februari. 

Dasco mengatakan, vaksin Nusantara yang diteliti dan dikembangkan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto baru memasuki tahapan kajian di BPOM. Dikatakannya, saat ini vaksin lokal masih dalam tahap pembahasan dan perlu kajian lebih lanjut.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Lawan COVID-19 DPR itu juga menjelaskan, saat ini, Vaksin Nusantara masih dalam tahap pembahasan dan kajian, sedangkan Vaksin Merah Putih memiliki progress yang berbeda-beda di lembaga-lembaga penelitian.

"Baik Vaksin Nusantara maupun Merah Putih masih perlu pembahasan dan kajian lebih lanjut," kata Dasco dalam keterangannya.

Untuk Vaksin Nusantara dikembangkan oleh ilmuwan Universitas Diponegoro (Undip) dengan menggandeng PT Rama Emerald Multi Sukses yang bekerja sama dengan AVITA Biomedical Inc.

Sementara Vaksin Merah putih, pengembangannya dilakukan Lembaga Eijkman dan PT Biofarma (Persero). Vaksin ini diharapkan rampung pada November 2022.

Pengembangan itu digagas oleh konsorsium riset di bawah naungan Kementerian Riset dan Teknologi atau Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).