JAKARTA - Hujan deras yang terjadi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan 32 ribu lahan persawahan terendam banjir di sebagian wilayah di Indonesia. Dampak dari banjir ini akan memengaruhi waktu panen.
Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan lahan persawahan yang terendam banjir tidak signifikan mempengaruhi stok ketersediaan beras. Sebab, beras masih aman hingga akhir tahun.
Berdasarkan data BPS, kata Mokhamad, di akhir tahun jumlah stok pangan berkisar 7 juta ton. Kata dia, kalau dibandingkan dengan kebutuhan per bulan yang rata-rata 2 juta ton, stok itu sangat cukup.
"Apalagi Maret ini sudah mulai memasuki panen raya. Jadi tentu saja stok di masyarakat akan terus bertambah seiring dengan masuknya panen yang akan mulai nanti di bulan Maret dan April 2021," tuturnya, di Jakarta, Rabu, 24 Februari.
Meski stok aman, kata Mokhamad, banjir di area persawahan akan memengaruhi waktu panen di daerah-daerah yang terdampak banjir. Saat terjadi banjir, dia mengaku langsung turun langsung ke Karawang, Cirebon, dan Subang. Lahan persawahan yang terdampak rata-rata yang usia tanamnya baru satu bulan.
BACA JUGA:
"Dampaknya tidak signifikan (kepada stok beras), namun akan terjadi kemunduran masa panen raya yang nanti (dilakukan) April bisa Juni atau Juli," jelasnya.
Mokhamad mengatakan, hal ini justru menguntungkan bagi petani. Sebab, ketika panen raya dilakukan serentak, harga jual gabah akan lebih murah. Sementara, jika panen mundur, harganya akan lebih tinggi.
"Justru itu lebih menguntungkan stabilitas harga di tingkat petani, karena apa? Panen mundur, tidak semuanya panen puncak di Maret sehingga harga yang diterima petani yang dia panen mundur akan lebih tinggi," tuturnya.